Berita
PENASIHAT STRATEGIS ASEAN: THAKSIN SHINAWATRA MEMPERKUAT VISI INVESTASI REGIONAL
2025-03-25
Sebuah pengumuman mengejutkan datang dari Indonesia pada awal pekan ini ketika mantan Perdana Menteri Thailand, Thaksin Shinawatra, resmi ditunjuk sebagai anggota Dewan Penasihat Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara. Keputusan ini diambil oleh CEO Danantara, Rosan Roeslani, yang berharap kontribusi seorang tokoh internasional dapat membawa transformasi dalam strategi investasi regional. Bersama tokoh-tokoh lain seperti Ray Dalio dan Jeffrey Sachs, Thaksin akan memainkan peran penting dalam membentuk masa depan ekonomi Asia Tenggara.

MENGAPA THAKSIN ADALAH FIGUR YANG TIDAK BISA DIAKUI?

Lahir dari keluarga etnis Tionghoa di Chiang Mai, sosok Thaksin tidak hanya dikenal sebagai pemimpin politik tetapi juga sebagai pengusaha sukses yang telah membentuk lanskap bisnis Thailand selama beberapa dekade terakhir. Melalui pendekatan inovatifnya, ia berhasil mengubah negara itu menjadi pusat perekonomian regional meskipun kontroversi sering kali mengiringi jejak karier panjangnya.

BAGAIMANA SEORANG POLISI MENJADI PEMIMPIN NASIONAL?

Karier awal Thaksin dimulai dengan bergabungnya dia di Akademi Kepolisian Thailand, tempat ia mendapatkan fondasi pengetahuan tentang hukum dan tata tertib. Setelah menyelesaikan pendidikan tinggi di Amerika Serikat, termasuk gelar doktor dalam bidang kriminologi, ia kembali ke tanah air untuk melanjutkan jalan dalam dunia kepolisian. Namun, ambisi besar mendorongnya untuk mencari peluang baru di sektor swasta, yang akhirnya membuka pintu bagi keberhasilannya di dunia usaha.

Dalam kurun waktu singkat, Thaksin membangun kerajaan telekomunikasi yang mengesankan, mulai dari Advanced Info Service (AIS) hingga Shin Corporation. Perusahaan-perusahaan tersebut tidak hanya menjadi raksasa lokal tetapi juga merambah pasar internasional, menunjukkan visi global yang jarang dimiliki oleh wirausahawan Thailand pada masanya.

VISI POLITIK YANG MENGUBAH NEGARA

Ketika Thaksin memutuskan untuk memasuki ranah politik pada akhir 1990-an, ia langsung menciptakan gebrakan dengan mendirikan Partai Thai Rak Thai (TRT). Program-programnya yang fokus pada pengurangan kemiskinan dan pembangunan infrastruktur mendapatkan sambutan hangat dari kalangan masyarakat bawah, terutama mereka yang hidup di daerah pedesaan. Kebijakan universal health care-nya bahkan menjadi model bagi banyak negara berkembang di wilayah tersebut.

Walaupun pencapaian politiknya signifikan, pemerintahan Thaksin tidak luput dari sorotan karena beberapa kebijakan yang dinilai kontroversial. Program "perang melawan narkoba," misalnya, menyebabkan korban jiwa yang signifikan dan menimbulkan kritik dari organisasi hak asasi manusia. Selain itu, upaya militer untuk menindaklanjuti pemberontakan di wilayah selatan Thailand juga menjadi sumber ketegangan internasional.

PENGARUH GLOBAL MESKI DALAM PENGASINGAN

Meskipun digulingkan melalui kudeta militer pada tahun 2006 dan dipaksa tinggal di luar negeri untuk menghindari tuntutan hukum, Thaksin tetap mempertahankan pengaruh politiknya secara tidak langsung melalui partai-partai pro-keluarganya. Di mata para pendukung setianya, ia tetap dianggap sebagai simbol harapan untuk reformasi sistemik di Thailand.

Di level regional, Thaksin juga terlibat aktif dalam isu-isu internasional. Pada Desember 2024, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim secara resmi menunjuknya sebagai penasihat informal untuk kepemimpinan Malaysia di ASEAN tahun 2025. Langkah ini menunjukkan bahwa meskipun telah lama absen dari panggung politik domestik, Thaksin masih dianggap sebagai salah satu figur yang memiliki pengalaman luas dalam memimpin negara maju di era globalisasi.

PERDEBATAN MENGENAI WARISAN POLITIK THAKSIN

Banyak yang memandang Thaksin sebagai pemimpin visioner yang mampu mengubah nasib ribuan orang melalui kebijakan inklusifnya. Ia dikenal sebagai sosok yang peduli terhadap kesejahteraan masyarakat, terutama di kalangan yang sering dilupakan oleh pemerintahan sebelumnya. Namun, pandangan ini bertentangan dengan sudut pandang kritikus yang menganggapnya otoriter dan terlibat dalam praktik korupsi skala besar.

Selain itu, polarisasi politik yang dibawa oleh kebijakan populisnya menjadi faktor utama dalam ketidakstabilan politik Thailand selama beberapa dekade terakhir. Meskipun begitu, warisan Thaksin tetap menjadi topik yang sulit dilewatkan ketika membahas perkembangan politik dan ekonomi di Asia Tenggara.

more stories
See more