Dalam upaya mewujudkan visi Indonesia Emas pada tahun 2045, para pemangku kepentingan di bidang pendidikan menyadari pentingnya pemerataan akses pendidikan yang berkualitas. Diskusi bertajuk "Pendidikan Indonesia: Menuju Indonesia Emas atau Indonesia Cemas?" yang digelar oleh Putera Sampoerna Foundation (PSF) bersama Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah membahas tantangan serta peluang teknologi dalam dunia pendidikan. Salah satu fokus utama adalah meningkatkan literasi digital guru agar dapat memanfaatkan teknologi secara optimal untuk pembelajaran kritis dan kolaboratif.
Dalam diskusi yang berlangsung di Jakarta pada Kamis (15/5/2025), Juliana dari PSF menekankan perlunya peningkatan kapasitas guru melalui tiga pekerjaan rumah utama. Pertama, meningkatkan kemampuan literasi digital mereka. Kedua, berinteraksi secara kritis dengan perangkat digital. Ketiga, mengarahkan siswa untuk aktif berdiskusi menggunakan teknologi sebagai alat bantu belajar. Program percepatan digitalisasi yang dicanangkan oleh Direktur Sekolah Menengah Pertama Kemendikdasmen RI, Maulani Mega Hapsari, mencakup distribusi perangkat dan konten interaktif kepada lebih dari 330 ribu sekolah di seluruh Indonesia.
Mega menjelaskan bahwa langkah ini tidak hanya berfokus pada pengadaan alat tetapi juga menyediakan konten, pendampingan teknis, serta pelatihan bagi tenaga pendidik. Selain itu, pentingnya edukasi digital di kalangan keluarga juga menjadi sorotan. Orang tua diimbau untuk memberikan bimbingan bijak terkait penggunaan gadget oleh anak-anak mereka sejak dini.
Ryan Ardiandhy, animator dan sutradara film Jumbo, menambahkan perspektif tentang pentingnya adaptasi sistem pendidikan terhadap kebutuhan generasi masa depan. Ia menegaskan bahwa meskipun AI dapat mendukung proses belajar, makna dan kreativitas tetap harus berasal dari manusia.
Dengan demikian, sinergi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan keluarga menjadi faktor krusial dalam mewujudkan transformasi pendidikan yang inklusif dan inovatif.
Dari sudut pandang jurnalis, diskusi ini menginspirasi kita untuk melihat pendidikan bukan hanya sebagai tanggung jawab institusi formal tetapi juga sebagai tanggung jawab kolektif semua elemen masyarakat. Literasi digital yang kuat akan membuka pintu menuju kesetaraan akses informasi dan peluang bagi setiap individu, sehingga cita-cita Indonesia Emas 2045 dapat terwujud dengan nyata. Melalui komitmen bersama, harapan besar dapat diraih demi masa depan bangsa yang cerah.