Profesor Faisol Nasar bin Madi, Ketua Umum Al-Irsyad Al-Islamiyyah, menegaskan pentingnya pengungkapan menyeluruh atas kasus suap yang melibatkan jumlah uang dan emas hampir mencapai Rp1 triliun. Ia mengkritik sistem penegakan hukum yang sering kali memberikan perlakuan berbeda antara orang kuat dan rakyat kecil. Selain itu, ia juga memperingatkan bahwa lemahnya penegakan hukum dapat merusak reputasi Indonesia di tingkat internasional.
Dari sudut pandang agama, Faisol menekankan nilai-nilai keadilan tanpa diskriminasi seperti yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Menurutnya, sejarah telah membuktikan bahwa peradaban besar runtuh akibat ketidakadilan dalam sistem hukum mereka. Oleh karena itu, ia mendesak pemerintah untuk bertindak tegas guna memulihkan kepercayaan publik terhadap penegakan hukum.
Faisol menyoroti urgensi penanganan menyeluruh atas kasus-kasus yang melibatkan Zarof Ricar. Ia percaya bahwa langkah serius dari Kejaksaan Agung akan memperkuat sektor hukum di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Dengan dukungan masyarakat, harapannya adalah penegakan hukum yang maksimal dan adil bagi semua pihak.
Ketika ditanyai tentang dampak sistemik dari lemahnya penegakan hukum, Faisol menunjukkan bahwa hal ini tidak hanya merugikan negara secara internal tetapi juga mempengaruhi citra Indonesia di mata dunia. Ia menjelaskan bahwa peringkat negara dalam bidang penegakan hukum semakin menurun akibat banyaknya kasus yang melibatkan para penegak hukum sendiri. Oleh karena itu, pendekatan hukum yang adil dan konsisten menjadi sangat penting. "Keadilan harus diterapkan kepada siapa pun tanpa memandang status sosial atau kekuasaan," tegasnya. Lebih jauh, ia menyoroti fenomena di mana pelaku kejahatan kecil mendapatkan hukuman berat sementara koruptor besar malah mendapat kelonggaran, sebuah situasi yang mencederai rasa keadilan rakyat.
Berdasarkan perspektif agama, Faisol menekankan prinsip keadilan tanpa diskriminasi yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Ia mencontohkan bagaimana Nabi bersikeras menegakkan hukum bahkan terhadap anggota keluarga sendiri, menunjukkan bahwa tidak ada pengecualian dalam penegakan hukum. Hal ini menjadi dasar moral bagi bangsa Indonesia untuk menerapkan hukum dengan cara yang adil dan transparan.
Sejarah juga memberikan pelajaran penting tentang konsekuensi dari ketidakadilan dalam sistem hukum. Bangsa-bangsa besar seperti Persia dan Romawi pada akhirnya runtuh karena gagal mempertahankan keadilan sebagai fondasi sistem mereka. Dalam konteks modern, Faisol memperingatkan bahwa Indonesia dapat mengalami nasib serupa jika tidak segera melakukan reformasi total dalam sektor hukum. Oleh karena itu, ia menyerukan agar aparat hukum tidak ragu-ragu untuk menindak segala bentuk pelanggaran hukum dengan tegas dan tanpa ampun. Tujuannya adalah menciptakan lingkungan hukum yang benar-benar adil dan dipercaya oleh seluruh masyarakat.