Sebagai bentuk penghormatan kepada pemimpin Gereja Katolik yang telah berpulang, Keuskupan Ruteng menginisiasi kegiatan spiritual di wilayah Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Para jemaat diimbau untuk mengadakan misa arwah sebagai ungkapan rasa hormat mendalam atas perpisahan dengan Paus Fransiskus. Menurut Rm. Ardus Jehaut, Sekretaris Keuskupan Ruteng, setiap paroki diberikan kebebasan penuh dalam menentukan waktu dan format pelaksanaan ibadah ini.

Momen ini juga menjadi kesempatan bagi umat Katolik untuk merenungkan warisan nilai-nilai besar yang ditinggalkan oleh almarhum. Dengan meninggalnya Paus Fransiskus pada usia 88 tahun, dunia khususnya komunitas Katolik dirundung kesedihan. Meskipun begitu, tradisi keagamaan seperti misa arwah tetap memperlihatkan semangat persatuan serta keyakinan akan kehidupan abadi. Umat dapat memperoleh informasi lebih lanjut terkait acara ini melalui pengumuman resmi dari masing-masing paroki.

Dengan diadakannya serangkaian misa arwah ini, umat diharapkan dapat menyampaikan rasa syukur atas kontribusi besar Paus Fransiskus selama masa jabatannya. Selain itu, momen ini juga menjadi ajang refleksi tentang pentingnya menjaga nilai-nilai kasih sayang, keadilan, dan perdamaian yang selalu digaungkan oleh beliau. Melalui langkah sederhana ini, harapannya adalah agar generasi mendatang tetap menghayati ajaran-ajaran tersebut demi menciptakan dunia yang lebih harmonis dan bermartabat.