Pengembangan strategi pertahanan nuklir di Eropa menjadi sorotan dengan pergeseran kebijakan Amerika Serikat. Menurut analis senior Tomas Nagy dari lembaga GLOBSEC, transisi ini membawa kompleksitas luar biasa bagi benua biru. Dalam beberapa dekade terakhir, ketergantungan Eropa pada payung nuklir AS telah mendominasi arsitektur keamanan transatlantik. Namun, perubahan fokus strategis AS menuju wilayah Asia-Pasifik mendorong Eropa untuk mencari alternatif. Pernyataan Menteri Luar Negeri AS Pete Hegseth dalam forum NATO bulan Februari memberikan sinyal kuat bahwa Washington mungkin mengurangi komitmennya secara militer di Eropa.
Perpecahan politik antara pemerintahan Trump dan Eropa juga memperdalam ketidakpastian ini. Tomas Nagy, yang sebelumnya menjabat sebagai diplomat NATO, menjelaskan bahwa situasi ini telah mendorong Eropa untuk mempertimbangkan ulang strateginya. Konflik Rusia-Ukraina semakin menyoroti kelemahan kemampuan strategis Eropa, terutama ketika negara-negara Eropa enggan memberikan dukungan militer lanjutan kepada Ukraina karena rasa takut eskalasi nuklir. "Meskipun senjata nuklir bukan solusi universal, mereka tetap berfungsi sebagai alat penting untuk mengelola risiko eskalasi," tutur Nagy.
Presiden Prancis Emmanuel Macron baru-baru ini mengusulkan penggunaan arsenal nuklir Prancis sebagai fondasi baru untuk keamanan Eropa. Meskipun gagasan ini memiliki daya tarik teoretis, banyak hambatan praktis dan politik yang harus diatasi. Prancis sendiri harus meyakinkan mitra-mitranya akan manfaat kerja sama nuklir bersama serta menghadapi tantangan teknis yang signifikan. Kehadiran ide ini menunjukkan dorongan Eropa untuk menciptakan independensi keamanan, namun realisasinya tetap membutuhkan waktu dan upaya kolaboratif yang besar.
Momen ini menandai tahap penting dalam sejarah hubungan internasional Eropa. Dengan meningkatnya ketidakpastian global, langkah-langkah nyata untuk memperkuat kapasitas pertahanan diri menjadi lebih mendesak. Solidaritas dan koordinasi antarnegara anggota Uni Eropa akan menjadi kunci sukses dalam membangun sistem pengamanan mandiri yang efektif. Melalui kerja sama yang proaktif, Eropa dapat memastikan stabilitas dan kedamaian di masa depan tanpa bergantung sepenuhnya pada negara lain.