Setelah kepergian Paus Fransiskus pada Senin (21/4/2025), Gereja Katolik kini dipimpin oleh Kardinal Kevin Farrell sebagai pemimpin sementara. Sebagai camerlengo, dia bertanggung jawab atas pengelolaan urusan sehari-hari Takhta Suci hingga pemilihan paus baru. Paus Fransiskus, yang menjabat sejak 2013, dikenal sebagai tokoh progresif dalam gereja, menghadirkan perubahan kontroversial seperti membolehkan pendeta memberkati pasangan sesama jenis dan menyatakan bahwa ateis mungkin dapat masuk surga.

Garis Besar Peran Kardinal Kevin Farrell di Vatikan

Pada hari-hari penuh ketegangan setelah kehilangan pemimpin spiritual mereka, Kardinal Kevin Farrell telah mengambil alih kendali Gereja Katolik. Dalam kapasitasnya sebagai camerlengo, sosok berusia 77 tahun ini akan memastikan kelancaran operasional Takhta Suci sampai pemilihan paus baru.

Karier religius Farrell dimulai dengan penahbisan sebagai imam pada tahun 1978. Dia lahir di Dublin, Irlandia, tetapi karier diplomatiknya membawanya ke berbagai belahan dunia, termasuk Meksiko, Roma, dan Amerika Serikat. Sebelum diangkat menjadi kardinal pada tahun 2016, dia menjabat sebagai uskup Keuskupan Katolik Dallas selama sembilan tahun.

Pada tahun 2020, Paus Fransiskus menunjuk Farrell sebagai presiden Komisi Urusan Rahasia, sebuah posisi penting dalam struktur hierarki gereja. Tiga tahun kemudian, tanggung jawabnya bertambah dengan pengangkatannya sebagai presiden Mahkamah Agung Negara Kota Vatikan.

Dalam konferensi pers tahun 2021, Farrell menekankan pentingnya inklusivitas dan toleransi dalam gereja, meskipun ia juga menjelaskan bahwa gereja tidak memiliki otoritas untuk memberkati pernikahan sesama jenis.

Dengan meninggalnya Paus Fransiskus, kita mendapati diri kita di tengah momen transisi penting dalam sejarah gereja. Kepemimpinan sementara Kardinal Kevin Farrell menandakan periode refleksi dan stabilitas saat umat Katolik menantikan pemilihan paus baru. Inspirasi terbesar dari situasi ini adalah pentingnya kepemimpinan yang bijaksana dan adil, serta komitmen untuk menjaga nilai-nilai inti gereja di tengah dinamika modernitas.