Hubungan antara Raja Charles III dan cucu Queen Elizabeth, Pangeran Harry, dilaporkan mengalami kemerosotan signifikan. Keduanya tidak berkomunikasi selama beberapa bulan, bahkan sang raja dikabarkan telah menghentikan jawaban atas panggilan telepon dari putranya. Ketegangan ini terjadi sejak keputusan Harry untuk mundur dari tugas kerajaan pada tahun 2020. Situasi semakin rumit dengan adanya gugatan hukum yang diajukan oleh Harry terhadap pemerintah Inggris terkait pencabutan pengawalan negara.

Perselisihan Kerajaan yang Terus Memanas

Dalam suasana musim dingin yang dingin di Istana Buckingham, konflik antara Raja Charles III dan Pangeran Harry kian memanas. Hubungan mereka diketahui retak setelah keputusan kontroversial Harry untuk meninggalkan tanggung jawab kerajaan dua tahun lalu. Gugatan hukum yang diajukan oleh mantan anggota kerajaan tersebut kepada Kementerian Dalam Negeri Inggris menjadi salah satu faktor utama penyebab ketegangan.

Meskipun Harry baru saja hadir di tanah air untuk sidang banding soal pencabutan pengamanan pribadi, komunikasi antara ayah dan anak tetap tertutup rapat. Menurut sumber dari The Sun, Charles secara aktif menghindari percakapan apapun yang dapat digunakan sebagai bukti dalam persidangan. "Raja sangat waspada agar tidak terlibat dalam hal-hal yang bisa dieksploitasi di pengadilan," ungkap Sarah Hewson, koresponden kerajaan. Bahkan, kabar tentang diagnosis kanker yang diterima Charles awal tahun lalu hanya diketahui Harry melalui media, memperdalam jurang pemisah mereka.

Dari sudut pandang seorang jurnalis, situasi ini menunjukkan betapa kompleksnya dinamika keluarga kerajaan modern. Di satu sisi, ada tekanan besar untuk menjaga citra institusi kerajaan, sementara di sisi lain, individu seperti Harry mencari ruang untuk mengejar kebebasan pribadi. Ini mengajarkan kita pentingnya komunikasi yang terbuka dan empati dalam hubungan keluarga, bahkan bagi mereka yang hidup di bawah sorotan publik sekalipun.