Berita
Penguatan Kerukunan Umat Beragama di Era Digital
2025-05-09

Di tengah kompleksitas keberagaman yang menjadi ciri khas Indonesia, tantangan sosial semakin bertransformasi dengan hadirnya teknologi digital. Masyarakat modern saat ini sering kali terjebak dalam pola komunikasi yang kurang bijaksana, khususnya melalui media sosial. Fenomena ini menunjukkan bahwa meskipun informasi mudah didapat, masyarakat belum sepenuhnya siap menghadapi banjir berita tanpa filter yang jelas. Keterampilan memilah antara fakta dan hoaks menjadi sangat penting untuk menjaga stabilitas sosial di negara yang majemuk seperti Indonesia.

Kerukunan antarumat beragama bukan hanya soal harmoni di permukaan, tetapi juga melibatkan pemahaman mendalam tentang perbedaan internal masing-masing agama. Konsep Trilogi Kerukunan yang diperkenalkan pada tahun 1978 oleh Menteri Agama Alamsyah Ratu Perwiranegara masih sangat relevan hingga hari ini. Salah satu dimensi utamanya adalah kerukunan intern umat beragama, yakni bagaimana setiap kelompok agama dapat hidup bersama dengan menghargai perbedaan teologis dan praktik keagamaan mereka. Sayangnya, realitas saat ini menunjukkan adanya konflik internal yang terkadang dipicu oleh klaim tunggal akan kebenaran tertentu. Hal ini tidak hanya mengganggu kenyamanan tempat ibadah sebagai "Rumah Bersama," tetapi juga memecah belah persatuan di tingkat komunitas.

Pengelolaan hubungan antarumat beragama membutuhkan pendekatan holistik yang melibatkan semua pihak, termasuk pemerintah, tokoh agama, dan masyarakat luas. Jika isu-isu internal sudah terlanjur memanas, maka upaya membangun kerukunan lintas agama akan lebih sulit dilakukan. Oleh karena itu, paradigma baru harus dikembangkan untuk menghadapi tantangan zaman. Pendidikan karakter, literasi media, serta peningkatan kesadaran kolektif menjadi elemen penting dalam menciptakan lingkungan sosial yang damai dan inklusif. Dengan demikian, kerukunan tidak hanya menjadi cita-cita, tetapi juga sebuah tindakan nyata yang dirasakan oleh selurang lapisan masyarakat.

Menghadapi tantangan era digital, penting bagi kita untuk tidak hanya bergantung pada inovasi teknologi, tetapi juga memperkuat nilai-nilai moral dan spiritual. Penghargaan terhadap perbedaan, toleransi, serta solidaritas sosial harus menjadi fondasi dalam membangun masyarakat yang lebih baik. Melalui sinergi antara tradisi lama dan dinamika zaman, Indonesia dapat menjadi contoh konkret bagaimana keberagaman dapat diubah menjadi sumber kekuatan, bukan pembelahan.

more stories
See more