Ketika berbicara tentang figur militer yang memiliki jejak karier gemilang, nama Laksamana TNI (Purn) Yudo Margono sering kali disebut-sebut. Pria kelahiran Balerejo, Madiun ini tidak hanya dikenal sebagai pemimpin strategis, tetapi juga sebagai tokoh yang mampu membangun transisi karier yang mulus dari dunia militer menuju sektor lain. Meskipun resmi pensiun pada tahun 2023, Yudo Margono terus membuktikan bahwa usia bukan penghalang untuk meraih prestasi baru.
Sebelum mencapai puncak karier sebagai Panglima TNI, Yudo Margono telah melewati serangkaian posisi penting di Angkatan Laut. Sejak awal karier militer, dia ditugaskan pada berbagai posisi strategis yang memberikan kontribusi signifikan bagi pertahanan nasional. Mulai dari jabatan sebagai Kepala Staf Koarmabar pada tahun 2016, kemudian melanjutkan peran sebagai Pangkolinlamil pada tahun 2017, hingga akhirnya menduduki posisi ganda sebagai Pangkoarmabar dan Pangkoarmada I pada tahun 2018.
Tahun 2019 menjadi tonggak penting ketika ia dipercaya memimpin Pangkogabwilhan I, salah satu komando operasi angkatan laut yang memiliki wilayah tanggung jawab luas. Keberhasilannya dalam mengelola tugas-tugas tersebut menjadi dasar kuat bagi promosi lebih lanjut, termasuk penunjukannya sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) pada tahun 2020. Setiap langkah yang diambil oleh Yudo Margono menunjukkan komitmennya terhadap profesionalisme dan keberlanjutan pembangunan pertahanan negara.
Setelah pensiun dari pangkat tertinggi militer Indonesia pada tahun 2023, Laksamana Yudo Margono sempat menyatakan niatnya untuk menikmati masa pensiun secara penuh. Dalam sebuah wawancara usai upacara sertijab Panglima TNI, dia mengungkapkan keinginannya untuk menjalani hidup yang lebih santai, bahkan menyebutkan rencana untuk bertani sebagai bentuk relaksasi setelah bertahun-tahun berkutat dalam tekanan pekerjaan.
Meski demikian, semangat kepemimpinan Yudo Margono tampaknya sulit dilenyapkan begitu saja. Awal tahun 2024, dia resmi menjabat sebagai Komisaris Utama sekaligus Komisaris Independen PT Hutama Karya. Pengangkatan ini merupakan pengakuan atas kapabilitas manajerial dan integritas dirinya, yang dinilai cocok untuk memimpin salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terbesar di Indonesia. Keputusan ini tertuang dalam Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor SK-45/MBU/02/2020 tanggal 7 Februari 2020.
Berkaitan dengan peran barunya di PT Hutama Karya, Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) yang dilaporkan Yudo Margono pada tahun 2024 menunjukkan total aset mencapai Rp 31.138.176.766 atau sekitar Rp31,1 miliar. Data ini mencerminkan transparansi tinggi terhadap publik serta komitmen terhadap aturan yang berlaku di lingkungan kerja profesional.
Transparansi kekayaan seperti ini sangat penting, terutama bagi mantan pejabat negara yang beralih ke sektor swasta. Hal ini membantu menjaga citra positif individu dan organisasi tempat mereka bekerja. Selain itu, kebijakan pelaporan kekayaan ini juga menunjukkan bahwa Yudo Margono tidak hanya memperhatikan aspek profesionalisme selama masa aktifnya di militer, tetapi juga mempertahankan nilai-nilai tersebut setelah pensiun.