Perusahaan minyak raksasa, Saudi Aramco, mengalami penurunan laba bersih yang signifikan pada tahun 2024. Dalam laporan keuangannya, perusahaan ini mencatatkan penurunan sebesar 12,39% dari US$121,3 miliar menjadi US$106,25 miliar. Penurunan ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk harga minyak yang lebih rendah dan kebijakan pemangkasan produksi. Selain itu, dividen yang diharapkan untuk tahun 2025 juga mengalami penurunan drastis. Situasi ini mencerminkan tantangan yang dihadapi industri minyak global dalam beberapa tahun terakhir, terutama setelah rekor keuntungan yang dicapai pada tahun 2022.
Dalam keterangan resminya, Saudi Aramco menjelaskan bahwa penurunan laba bersihnya dipicu oleh berbagai faktor ekonomi global. Salah satu penyebab utama adalah penurunan pendapatan akibat harga dan volume penjualan minyak mentah yang lebih rendah. Selain itu, harga produk olahan dan kimia juga mengalami penurunan. Perusahaan ini telah mengambil langkah-langkah strategis untuk menjaga stabilitas harga minyak dengan memangkas produksi sejak April 2023. Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari upaya bersama dengan aliansi produsen minyak OPEC+ untuk menahan penurunan harga minyak global.
Saudi Aramco merupakan sumber pendapatan utama bagi agenda reformasi ekonomi Visi 2030 yang didukung oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Program ini bertujuan untuk mendiversifikasi ekonomi Arab Saudi yang selama ini sangat bergantung pada ekspor minyak mentah. Meskipun demikian, tren positif yang dimulai dengan melonjaknya harga energi akibat invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022 mulai berbalik. Tahun 2023 mencatat penurunan laba sebesar 25%, dan kini penurunan tersebut berlanjut pada tahun 2024.
Pemangkasan produksi pertama kali diterapkan pada April 2023 dengan pengurangan sebesar 500.000 barel per hari. Langkah ini kemudian diperbesar menjadi satu juta barel per hari pada Juni 2023. Pada Desember 2023, Aramco bersama negara-negara OPEC+ lainnya sepakat untuk memperpanjang kebijakan pemotongan suplai hingga Maret 2025. Meski berbagai langkah telah diambil, laporan keuangan terbaru menunjukkan bahwa pendapatan Aramco belum sepenuhnya pulih ke level tertingginya seperti pada tahun 2022.
Kondisi keuangan Saudi Aramco pada tahun 2024 mencerminkan tantangan besar yang dihadapi oleh industri minyak global. Penurunan laba bersih dan dividen menunjukkan bahwa meskipun ada upaya untuk menjaga stabilitas harga minyak, masih ada banyak faktor yang mempengaruhi performa keuangan perusahaan. Dengan adanya dinamika ini, Saudi Aramco terus berusaha menyesuaikan diri dan mencari solusi untuk menghadapi tantangan masa depan.