Pada awal tahun ini, sektor perbankan di Indonesia menunjukkan peningkatan yang signifikan. Industri perbankan mencatat pertumbuhan kredit sebesar 10,27% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, mencapai nilai Rp7.782 triliun. Meskipun laju pertumbuhan ini sedikit melambat dibandingkan bulan Desember 2024, kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio NPL gross sebesar 2,18% dan NPL nett 0,75%. Menurut Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan, Dian Ediana Rae, performa intermediasi perbankan masih positif.
Segmen investasi menjadi penyokong utama pertumbuhan kredit, dengan kenaikan sebesar 13,22% secara tahunan. Diikuti oleh kredit konsumsi yang tumbuh 10,37% dan kredit investasi naik 8,4%. Seiring perlambatan pertumbuhan kredit, likuiditas industri perbankan juga mengalami relaksasi. Rasio simpanan terhadap kredit atau loan to deposit ratio (LDR) turun dari 88,57% pada Desember 2024 menjadi 87,64% pada Januari 2025.
Data ini menunjukkan bahwa meski ada perlambatan, sektor perbankan Indonesia tetap kuat dan stabil. Pertumbuhan kredit yang positif serta kualitas kredit yang terjaga memberikan indikasi baik bagi ekonomi nasional. Hal ini menegaskan bahwa kebijakan moneter dan regulasi yang tepat dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan sehat.