Pada masa awal kehidupannya sebagai anggota kerajaan, Putri Diana dikenal dengan julukan "Shy Di". Julukan ini bukan tanpa alasan, karena di balik sikapnya yang tampak pemalu tersembunyi kisah perjuangan dan adaptasi yang luar biasa. Dia mengungkapkan bahwa menundukkan kepala adalah bentuk perlindungan diri dari tekanan media dan sorotan publik yang mendadak datang dalam hidupnya. Selain itu, ia juga mempertimbangkan aspek etika dan kesopanan.
Dalam wawancara rekaman untuk buku biografi tentang dirinya, Diana menjelaskan bagaimana hidupnya berubah drastis setelah menjadi Putri Wales. Perubahan ini membawa tantangan besar, termasuk menjadi pusat perhatian media sekaligus ibu muda. Sikap menundukkan kepala tidak hanya mencerminkan rasa takut tetapi juga memperlihatkan nilai-nilai sopan santun yang diajunjungkan dalam lingkungan kerajaan.
Saat pertama kali masuk ke keluarga kerajaan, Diana merasa kewalahan oleh perubahan mendadak dalam hidupnya. Sebagai wanita biasa yang tiba-tiba menjadi pusat perhatian dunia, ia harus belajar beradaptasi dengan sorotan media yang intensif. Menurut pengakuannya sendiri, rasa takut dan ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri membuatnya sering menundukkan kepala sebagai bentuk perlindungan.
Sejak hari-hari awalnya sebagai Putri Wales, Diana menyadari bahwa kehidupannya telah berubah secara drastis. Dari seorang wanita sederhana, ia menjadi figur publik yang selalu dikejar-kejar kamera. Rasa takut yang luar biasa dialaminya membuatnya merasa perlu melindungi diri dari sorotan lensa. Bahkan, ia mengenakan topi sebagai cara untuk sedikit menghalangi pandangan publik saat berada di luar rumah. Menurut Diana, sensasi menjadi pusat perhatian begitu kuat hingga ia merasa tidak siap menghadapinya. “Satu menit saya bukan siapa-siapa, menit berikutnya saya menjadi Putri Wales,” katanya, menunjukkan betapa mendadaknya perubahan tersebut. Ini memberikan gambaran jelas tentang beban mental yang ia tanggung selama periode awal kehidupan kerajaannya.
Selain alasan emosional, sikap menundukkan kepala Diana juga memiliki dimensi lain yang lebih mendalam. Mantan sekretaris pers kerajaan, Dickie Arbiter, menjelaskan bahwa Diana sangat memperhatikan aspek kesopanan dalam bertindak sebagai anggota kerajaan. Sikap ini mencerminkan upayanya untuk menghormati tradisi dan norma sosial yang ada.
Bukan hanya soal rasa takut atau perlindungan diri, sikap menundukkan kepala Diana ternyata juga merupakan manifestasi dari nilai-nilai kesopanan yang diajunjungkan. Dickie Arbiter, salah satu mantan pejabat kerajaan, menyoroti bahwa Diana sangat memperhatikan protokol dan adab dalam interaksi sosialnya. Bagi Diana, menundukkan kepala bukanlah sekadar respons terhadap tekanan eksternal, tetapi juga bentuk penghormatan kepada orang-orang di sekitarnya. Hal ini menunjukkan bahwa Diana tidak hanya fokus pada diri sendiri, tetapi juga peduli terhadap citra kerajaan dan hubungan interpersonalnya dengan masyarakat luas. Melalui sikap ini, ia berhasil menyeimbangkan antara kebutuhan pribadi dan tanggung jawab sebagai anggota kerajaan Inggris.