Dalam laporan terbaru, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, menyoroti bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama tahun 2025 berada dalam posisi yang lebih kuat dibandingkan negara-negara tetangga. Meskipun angka pertumbuhan stagnan sebesar 4,87%, ini tetap lebih tinggi dibanding Malaysia dan Singapura yang masing-masing mencatat 4,4% dan 3,8%. Selain itu, rupiah mengalami pemulihan terhadap dolar AS, serta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memperlihatkan tren positif. Semua ini terjadi di tengah gejolak global yang dipicu oleh perang dagang dan ketegangan antara Pakistan dan India.
Di musim semi yang penuh tantangan, Jakarta menyaksikan optimisme baru dari sektor ekonomi nasional. Menurut Menteri BUMN, meskipun situasi global dipenuhi dengan ketidakpastian, Indonesia berhasil menjaga stabilitas ekonominya. Dalam konferensi pers yang digelar di Kementerian BUMN pada Senin, 5 Mei 2025, Erick Thohir menekankan bahwa capaian 4,87% adalah hasil yang cukup baik, terlebih jika dibandingkan dengan negara lain seperti Malaysia dan Singapura.
Berkaitan dengan faktor-faktor eksternal yang memengaruhi performa ekonomi, konflik internasional antara Pakistan dan India telah memberikan tekanan pada pasar komoditas utama Indonesia, seperti kelapa sawit dan batu bara. Namun, Indonesia tetap menunjukkan ketahanan melalui kebijakan domestik yang efektif. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mencapai Rp16.421, sementara IHSG ditutup di level 6.831,95, sebuah indikator positif atas pemulihan pasar modal.
Dari perspektif pelaku usaha hingga investor asing, pencapaian ini menjadi bukti bahwa strategi ekonomi Indonesia tidak hanya bertumpu pada kondisi global, tetapi juga didukung oleh fondasi domestik yang kokoh.
Sebagai pembaca atau jurnalis, informasi ini memberikan gambaran bahwa ketahanan ekonomi Indonesia patut diacungi jempol. Di tengah ketidakpastian dunia, kemampuan untuk tetap stabil bahkan berkembang menunjukkan kekuatan fundamental yang dimiliki. Ini bisa menjadi inspirasi bagi negara-negara lain yang sedang berusaha menghadapi tantangan serupa. Selain itu, capaian ini juga menunjukkan pentingnya diversifikasi ekonomi sebagai cara untuk meredam dampak buruk dari ketegangan global.