Indikator ekonomi terkait sektor properti di Indonesia menunjukkan tanda-tanda perlambatan pada awal tahun 2025. Data yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI) melalui Survei Harga Properti Residensial (SHPR) mengungkapkan bahwa harga properti residensial di pasar primer hanya mencatat pertumbuhan terbatas selama kuartal pertama. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelumnya, mencerminkan perubahan pola permintaan serta sumber pendanaan dalam pembangunan dan pembelian rumah.
Menurut laporan resmi dari Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada kuartal I 2025 hanya meningkat sebesar 1,07% secara tahunan (yoy). Ini jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan IHPR pada akhir tahun sebelumnya, yaitu 1,39%. Faktor utama yang memengaruhi tren ini adalah peningkatan penjualan unit properti residensial tipe kecil, yang kontras dengan penurunan signifikan pada segmen rumah tipe menengah dan besar.
Berita baiknya, meskipun ada perlambatan pada tingkat harga, jumlah keseluruhan penjualan unit properti residensial justru menunjukkan kenaikan sebesar 0,73% secara tahunan. Kenaikan ini menjadi angin segar setelah penurunan drastis sebesar 15,09% yang terjadi pada kuartal sebelumnya. Fenomena ini menunjukkan adanya pemulihan moderat dalam minat pembelian properti residensial, meskipun masih fokus pada segmen rumah tipe kecil.
Dari sisi pendanaan, data survei juga mengungkapkan bahwa mayoritas pengembangan properti tetap didukung oleh dana internal perusahaan pengembang. Sumber daya ini mencakup hampir 77,3% dari total pendanaan. Namun, untuk konsumen individu, metode pembayaran utama tetap menggunakan skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR), yang mewakili lebih dari 70% dari total transaksi.
Tren ini mencerminkan adaptasi pasar terhadap dinamika ekonomi global dan lokal. Konsumen tampaknya lebih tertarik pada opsi yang lebih terjangkau seperti rumah tipe kecil, sementara pengembang memilih untuk mengandalkan modal internal sebagai strategi mitigasi risiko.
Kondisi pasar properti saat ini memberikan gambaran tentang bagaimana para pelaku industri beradaptasi dengan tantangan ekonomi. Meskipun pertumbuhan harga relatif stagnan, peningkatan dalam volume penjualan unit properti menunjukkan potensi positif untuk masa depan sektor ini. Selain itu, dominasi KPR sebagai metode pembayaran juga menunjukkan pentingnya aksesibilitas finansial bagi calon pembeli rumah.