Di tengah perkembangan zaman, seni batik tradisional masih bertahan berkat dedikasi para perajin seperti Mak Si’um. Wanita berusia 86 tahun ini terkenal dengan karyanya yang bernilai tinggi dalam dunia batik tulis. Meskipun jumlah pembatik semakin berkurang, ia tetap setia menciptakan motif unik dan teknik pewarnaan khas. Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang kehidupan dan karya seni Mak Si’um.
Dengan nama asli Umriyah, Mak Si’um telah menjadi ikon pembuatan batik tulis Batang selama puluhan tahun. Di usianya yang menginjak delapan dekade lebih enam tahun, wanita ini masih rajin mempraktikkan seni kuno tersebut. Setiap bulan, ia mampu menyelesaikan satu atau dua kain batik berkualitas tinggi. Salah satu ciri khasnya adalah motif Alas Roban, yang menggambarkan prosesi hewan dengan tubuh yang tidak utuh sebagai bentuk penghormatan terhadap ajaran tertentu.
Batik Batang dikenal karena teknik tiga warna yang menciptakan nuansa coklat gelap yang khas. Proses remukan, yakni pencairan lilin hingga garis-garisnya tidak jelas, memberikan sentuhan unik pada setiap kain. Teknik ini membuat setiap hasil karya Mak Si’um menjadi satu-satunya dan sangat berharga. Selain itu, metode ini juga mencerminkan keahlian dan ketelitian yang luar biasa.
Membatik bagi Mak Si’um bukan hanya pekerjaan, melainkan bagian dari identitas dirinya. Anak bungsu Mak Si’um, Muthola’ah, mengungkapkan bahwa aktivitas ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sang ibu. Kehadiran Mak Si’um dalam dunia batik menunjukkan pentingnya melestarikan warisan budaya agar tetap lestari di tengah arus modernisasi.