Sebuah insiden yang masih dipenuhi spekulasi mengguncang wilayah Kashmir saat seorang pilot perempuan dari Angkatan Udara India dilaporkan ditangkap oleh otoritas Pakistan. Wanita ini, Shivangi Singh, dikenal sebagai pelopor dalam dunia penerbangan tempur di negaranya. Meskipun klaim belum terkonfirmasi resmi, situasi ini menunjukkan ketegangan antara kedua negara tetangga. Di sisi lain, profil inspiratif Shivangi Singh menjadi sorotan, menyoroti pencapaian luar biasa dan kontribusinya terhadap modernisasi angkatan bersenjata India.
Situasi geopolitik semakin memanas setelah beredar kabar tentang penangkapan seorang pilot pesawat tempur Rafale milik India di wilayah Azad Jammu dan Kashmir. Informasi awal menyebut bahwa personel keamanan Pakistan mendekati seorang pilot yang jatuh di daerah Kotli. Namun, hingga kini, tidak ada konfirmasi resmi dari pihak India maupun Pakistan. Insiden ini mendorong banyak spekulasi di media sosial dan berbagai sumber lokal.
Klaim yang beredar menyebutkan bahwa jet tempur Rafale milik India ditembak jatuh oleh pasukan pertahanan udara Pakistan di dekat perbatasan Sialkot. Video yang tersebar di platform digital menunjukkan interaksi antara petugas keamanan dengan seorang individu yang diyakini sebagai pilot musuh. Walaupun beberapa media regional melaporkan hal serupa, kebenaran dari insiden ini tetap diragukan tanpa adanya pernyataan formal dari kedua belah pihak. Ketidakpastian ini membuat publik waspada terhadap potensi eskalasi konflik di wilayah tersebut.
Melampaui kontroversi penangkapan, sosok Shivangi Singh sendiri telah menjadi simbol kemajuan bagi wanita dalam sektor militer. Sebagai satu-satunya perempuan di India yang dikhususkan untuk mengoperasikan pesawat tempur canggih buatan Prancis, Rafale, ia mencatatkan prestasi luar biasa dalam karier militer. Perjalanan hidupnya dimulai sejak usia muda, ketika hasrat untuk terbang tumbuh setelah kunjungan ke Museum Angkatan Udara India di New Delhi.
Setelah bergabung dengan Angkatan Udara India pada tahun 2017, Singh berhasil menyelesaikan pelatihan intensif untuk menjadi pilot tempur hanya dalam waktu dua tahun. Ia juga menjadi bagian dari skuadron elit Rafale, suatu pencapaian yang menandakan langkah besar India dalam upaya modernisasi militer serta inklusi gender. Dalam wawancara sebelumnya, Singh berbagi cerita tentang tantangan yang dihadapi selama proses ini, namun ia tetap teguh dalam menginspirasi generasi perempuan masa depan untuk masuk ke bidang yang tadinya didominasi oleh kaum pria. Kehadirannya di garis depan pertempuran adalah bukti nyata bahwa batasan gender dapat dilampaui melalui dedikasi dan semangat.