Pengaruh platform musik 88rising telah mencapai berbagai penjuru dunia, termasuk Indonesia. Melalui inovasi yang menggabungkan seni dan teknologi digital, perusahaan asal Amerika Serikat ini berhasil memperkenalkan sejumlah bakat lokal ke panggung internasional. Nama-nama seperti Rich Brian, NIKI, hingga Stephanie Poetri menjadi bukti nyata kesuksesan mereka dalam membangun jembatan antarkultur melalui musik. Baru-baru ini, pengumuman tentang kelompok baru bernama no na semakin menunjukkan komitmen 88rising untuk terus menginspirasi.
Pendiriannya bermula dari ide sederhana oleh Sean Miyashiro, yang ingin menciptakan ruang di dunia maya untuk merayakan kreativitas para seniman Asia. Dalam wawancara dengan Hypebeast, Sean menyebut bahwa visinya awalnya tidaklah spesifik. Ia hanya percaya bahwa konsep tersebut dapat memberikan nilai lebih dibandingkan apa yang sudah ada saat itu. “Saya belum memiliki pengalaman dalam hal rekaman atau manajemen artis, tetapi saya yakin akan pentingnya mendukung para pencipta Asia,” tuturnya dengan penuh semangat.
Sejak didirikan pada tahun 2015, 88rising berkembang pesat dengan dukungan dari Jaeson Ma. Awalnya dikenal sebagai CXSHXNLY, label ini mulai menarik perhatian melalui kolaborasi dengan berbagai artis muda seperti Brian Puspos dan Dumbfoundead. Perjalanan mereka membuktikan bahwa impian besar bisa dimulai dari langkah kecil, selama dilandasi oleh tekad dan dedikasi. Dengan demikian, cerita sukses 88rising menjadi inspirasi bagi semua orang yang ingin mengubah gagasan menjadi realitas nyata.
Melalui upaya mereka, dunia kini lebih terhubung melalui seni tanpa batas geografis. Semangat kolaboratif dan inklusif yang ditunjukkan 88rising menghadirkan peluang bagi siapa saja untuk mengekspresikan diri secara bebas. Ini adalah bukti bahwa ketekunan dan keyakinan terhadap nilai-nilai positif dapat menciptakan dampak global yang luar biasa.