Indonesia mempunyai peluang besar untuk mengembangkan hilirisasi kemenyan, salah satu komoditas ekspor unggulan. Wakil Presiden Gibran Rakabuming menyoroti pentingnya penguatan sektor pertanian, termasuk pengolahan lebih lanjut dari bahan mentah kemenyan yang biasanya hanya diekspor tanpa nilai tambah. Tanaman ini memiliki banyak manfaat yang belum sepenuhnya dimanfaatkan secara optimal. Selain digunakan dalam industri kosmetik dan kedokteran, kemenyan juga menjadi bagian integral dalam berbagai ritual keagamaan di seluruh dunia.
Data resmi menunjukkan bahwa meskipun volume ekspor kemenyan turun sedikit pada tahun 2024 dibandingkan dengan 2023, nilainya tetap signifikan. Ekspor utama kemenyan Indonesia mencakup pasar besar seperti China, Prancis, Bangladesh, Mesir, dan India. Hal ini menunjukkan potensi besar bagi Indonesia untuk meningkatkan nilai ekonomi melalui hilirisasi produk ini.
Kemenyan tidak hanya terbatas pada penggunaan mistis yang sering diasosiasikan di Indonesia. Resin ini telah ditemukan sebagai elemen esensial dalam berbagai bidang industri modern, mulai dari kosmetik hingga kedokteran. Industri parfum menggunakan kemenyan sebagai bahan dasar pembuatan wewangian, sementara dalam makanan, resin ini digunakan sebagai perasa alami dalam minuman, permen, dan puding. Di bidang medis, kemenyan menjadi solusi praktis untuk meningkatkan daya rekat pita dan perban bedah.
Berbagai manfaat lain dari kemenyan juga terlihat dalam aplikasinya di berbagai upacara religius di seluruh dunia. Komponen utama dupa gereja yang digunakan dalam tradisi Kristen Ortodoks Timur berasal dari gum benzoin, jenis kemenyan yang berasal dari Sumatera. Negara-negara Asia Tenggara hingga Eropa telah lama memanfaatkan kemenyan untuk tujuan spiritual. Dengan demikian, kemenyan membuktikan dirinya sebagai komoditas bernilai tinggi dengan penggunaan luas di berbagai sektor.
Hilirisasi kemenyan dapat menjadi langkah strategis untuk meningkatkan kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian nasional. Saat ini, Indonesia masih banyak mengekspor kemenyan dalam bentuk mentah, yang menyebabkan hilangnya potensi nilai tambah yang besar. Dengan fokus pada proses pengolahan lebih lanjut, Indonesia dapat mengambil posisi dominan di pasar global dan meningkatkan pendapatan negara.
Data statistik menunjukkan bahwa meskipun ada penurunan volume ekspor pada tahun 2024, nilai ekspornya tetap kuat, mencapai US$52 juta. Ini menunjukkan bahwa permintaan global terhadap kemenyan Indonesia tetap tinggi. Untuk memaksimalkan hasil ekonomi, langkah-langkah seperti investasi dalam teknologi pengolahan, pengembangan kapasitas petani lokal, serta kolaborasi antar-sektor sangat diperlukan. Dengan mendukung hilirisasi kemenyan, Indonesia tidak hanya akan meningkatkan pendapatannya tetapi juga memperkuat identitasnya sebagai produsen kemenyan premium di tingkat internasional.