Seorang pria asal Australia menghadapi konsekuensi hukum akibat tindakannya yang tidak terkendali selama sebuah penerbangan internasional. Kejadian ini menyoroti pentingnya kesadaran akan perilaku penumpang dan pengaruh alkohol dalam konteks perjalanan udara modern. Insiden tersebut berlangsung pada bulan Februari, ketika seorang pria paruh baya dinyatakan bersalah atas serangkaian pelanggaran keselamatan di kabin pesawat.
Dalam cerita yang dilaporkan dari Singapura, pria bernama Kolathu James Leo, usia 42 tahun, didapati bertindak dengan cara yang sangat mengganggu saat sedang dalam perjalanan udara menuju negara asalnya. Peristiwa ini berlangsung di awal musim semi belahan bumi selatan, tepatnya pada penerbangan Scoot TR3 dari Sydney ke Singapura.
Berawal dari keadaan mabuk setelah mengonsumsi beberapa gelas minuman keras sebelum penerbangan, Kolathu memulai serangkaian tindakan agresif yang menciptakan situasi genting di udara. Setelah pesawat lepas landas, ia meninggalkan kursinya meskipun lampu indikator pengaman masih menyala. Selain itu, dia juga melontarkan ancaman kepada awak kabin serta melakukan tindakan fisik terhadap penumpang lain.
Kondisi semakin memburuk ketika Kolathu merobek surat peringatan dari kapten dan terus mencoba merusak fasilitas di dalam kabin. Awak kabin yang cemas akhirnya harus menggunakan alat pengekang untuk menenangkannya sampai pesawat mendarat aman di Bandara Changi, Singapura. Setelah insiden tersebut, tes darah menunjukkan bahwa kadar alkohol dalam tubuhnya melebihi batas aman.
Hakim Janet Wang dari Pengadilan Distrik Singapura menjatuhkan hukuman penjara selama lima minggu, mempertimbangkan tingkat bahaya yang ditimbulkan oleh tindakan tersebut bagi keselamatan umum. Meski ada perbedaan pandangan antara jaksa dan kuasa hukum terdakwa, hakim tetap memutuskan bahwa vonis ini pantas sebagai bentuk pembelajaran bagi semua penumpang tentang pentingnya disiplin dan kesadaran diri saat bepergian.
Peristiwa ini menjadi contoh nyata bagaimana satu individu dapat memengaruhi keamanan dan kenyamanan ratusan orang lainnya dalam ruang terbatas seperti kabin pesawat.
Dari perspektif jurnalistik, kasus ini memberikan pelajaran berharga tentang tanggung jawab individu dalam lingkungan publik, terutama saat menggunakan layanan transportasi udara. Ini juga menegaskan perlunya maskapai penerbangan untuk memiliki protokol yang lebih ketat dalam mendeteksi potensi risiko sebelum penerbangan dimulai. Bagi pembaca, kejadian ini mengingatkan kita untuk selalu menjaga sikap dewasa dan kontrol diri saat berada di tempat umum.