Surat Al Kahfi membahas berbagai aspek kehidupan manusia dan tantangan yang dihadapinya. Salah satu fokus utamanya adalah beragam bentuk ujian atau fitnah yang melanda umat manusia, seperti fitnah dalam beragama, harta, ilmu, dan kekuasaan. Ustaz Muhammad Faishal Fadhli menjelaskan bahwa membaca surat ini secara rutin setiap Jumat bertujuan untuk memberikan kesadaran mendalam serta mempersiapkan diri menghadapi segala bentuk godaan tersebut.
Berbagai kisah dalam Al Kahfi mencerminkan bagaimana seseorang dapat tetap teguh di tengah cobaan hidup. Kisah-kisah ini tidak hanya menyampaikan pelajaran moral, tetapi juga menunjukkan pentingnya kesabaran, keyakinan, dan pengabdian kepada Allah sebagai jalan untuk melewati masa sulit.
Surat Al Kahfi menyuguhkan beberapa cerita yang menjadi simbol perjuangan iman. Dalam salah satu narasi, kisah Ashabul Kahfi menggambarkan keteguhan tujuh pemuda dalam menjaga keyakinan mereka meskipun harus menghadapi penindasan besar. Mereka berlindung di gua selama ratusan tahun dengan anjing setia mereka sebagai teman. Kisah ini mengajarkan bahwa kepercayaan pada Tuhan akan selalu mendatangkan pertolongan bagi mereka yang bersikeras menjaga agama.
Kisah lain yang tak kalah inspiratif adalah tentang seorang pria kaya yang memiliki dua kebun anggur megah. Pemilik kebun itu merasa sombong atas harta benda dan kedudukan yang dimiliki. Namun, Allah menunjukkan bahwa kekayaan bukanlah indikator keberuntungan tanpa syarat. Ketika semua harta benda hilang, ia pun menyadari betapa lemahnya posisi manusia tanpa campur tangan Ilahi. Pesan dari kisah ini adalah bahwa harta diberikan sebagai ujian; apakah seseorang akan bersyukur atau justru terjebak dalam kesombongan.
Nabi Musa dan Nabi Khidir menunjukkan pentingnya kerendahan hati dalam pencarian ilmu. Saat Nabi Musa awalnya percaya bahwa tidak ada orang yang lebih arif darinya, Allah kemudian membimbingnya untuk bertemu dengan Nabi Khidir. Dalam perjalanan panjang yang dilakukan bersama, Nabi Musa belajar bahwa ilmu bukanlah batas akhir, melainkan sebuah proses yang tak pernah berhenti. Kisah ini menggambarkan betapa luasnya ruang ilmu yang masih bisa dipelajari oleh setiap individu.
Terakhir, kisah Dzulqarnain menjadi contoh kepemimpinan ideal dalam surat ini. Sebagai seorang penguasa yang adil dan bijaksana, Dzulqarnain menunjukkan bahwa kekuasaan tidak harus digunakan untuk menindas, tetapi untuk melayani dan melindungi rakyatnya. Kisah ini mengajarkan bahwa kekuasaan adalah amanah yang harus dipenuhi dengan tanggung jawab besar. Selain itu, nama "Al Kahfi" sendiri memiliki makna mendalam sebagai tempat perlindungan spiritual bagi siapa saja yang ingin terhindar dari berbagai fitnah dunia, termasuk fitnah Dajjal. Dengan mempelajari surat ini, umat Islam dapat memperoleh kekuatan untuk menghadapi segala cobaan dengan tekad yang kuat dan iman yang kokoh.