Pada hari Jumat yang bertepatan dengan puncak arus mudik Lebaran 2025, jalur Pantura di wilayah Cirebon mengalami peningkatan signifikan jumlah pemudik. Meskipun perjalanan panjang telah menanti mereka, para pemudik tetap memprioritaskan kewajiban agama seperti menjalankan ibadah puasa dan salat Jumat. Banyak masjid di sepanjang jalur Pantura terlihat lebih ramai dibandingkan hari biasa, dengan kendaraan pemudik diparkir hingga ke area luar masjid.
Keberagamaan Tetap Dikedepankan di Tengah Arus Mudik
Di tengah suasana H-3 Lebaran 2025, pantauan menunjukkan bahwa jalur Pantura Cirebon menjadi salah satu titik padatnya pemudik. Lokasi ini dikenal sebagai rute utama bagi para pelancong dari Jakarta menuju Brebes. Pada tanggal 28 Maret 2025, banyak masjid di sekitar daerah Arjawinangun, termasuk Masjid Bani Ma’mun Sinarbay, menjadi pusat aktivitas religius. Kendaraan roda dua maupun empat terparkir di area parkir masjid, bahkan meluber hingga ke pinggiran jalan dan minimarket terdekat. Suasana serupa juga terjadi di masjid lain di seberang jalan, di mana pemudik rela meninggalkan antrian SPBU untuk berpartisipasi dalam salat Jumat berjamaah. Bahkan petugas SPBU setempat ikut serta dalam kegiatan ibadah tersebut.
Traffic condition di wilayah Tegalgubug hingga Arjawinangun masih dapat dikategorikan lancar meski cukup padat. Kendaraan roda dua tampak mendominasi alur mudik, mencerminkan preferensi transportasi masyarakat lokal.
Dari perspektif seorang jurnalis, fenomena ini memberikan gambaran tentang pentingnya nilai-nilai spiritual dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Meskipun perjalanan mudik bisa sangat melelahkan, para pemudik tetap menyempatkan waktu untuk menjalankan kewajibannya sebagai bentuk penghormatan kepada keyakinan mereka. Hal ini menginspirasi kita untuk selalu menjaga keseimbangan antara kesibukan dunia dan tanggung jawab spiritual, terlepas dari seberapa sibuk atau jauh perjalanan yang dihadapi. Ini adalah contoh nyata bagaimana keberagamaan tetap kuat di tengah dinamika kehidupan modern.