Pasar saham di kawasan Asia-Pasifik mengalami fluktuasi yang signifikan pada hari ini, seiring dengan ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China serta antisipasi keputusan suku bunga dari bank sentral China. Indeks utama Jepang mencatat penurunan, sementara Korea Selatan melaporkan kenaikan tipis. Pasar Australia dan Hong Kong tutup akibat liburan Paskah. Para pelaku pasar juga memperhatikan langkah-langkah Presiden AS Donald Trump terkait kebijakan moneter Federal Reserve, yang terus berdampak pada dinamika global.
Ketidakpastian terkait hubungan dagang antara dua negara besar tersebut telah menambah tekanan pada mata uang yuan China. Di tengah situasi ini, investor menunggu pengumuman suku bunga acuan pinjaman oleh People’s Bank of China (PBoC), yang dapat memberikan indikasi arah ekonomi China ke depannya. Sementara itu, pernyataan Trump tentang perlunya pemotongan suku bunga oleh The Fed dan kemungkinan pemecatan Ketua Jerome Powell menjadi sorotan lain dalam minggu ini.
Di wilayah lain, indeks-indeks utama Wall Street mengalami penurunan mingguan yang signifikan. Penutupan minggu lalu menunjukkan bahwa indeks S&P 500 berhasil ditutup lebih tinggi, namun tetap mencatat kerugian selama periode singkat akibat liburan. Dow Jones Industrial Average dan Nasdaq Composite juga menghadapi pelemahan berturut-turut selama tiga minggu.
Pada pembukaan hari ini, Nikkei 225 di Jepang turun sekitar 0,43%, sementara Topix turun 0,35%. Di Korea Selatan, Kospi naik tipis 0,11%, meskipun Kosdaq bergerak datar. Aktivitas trading di Australia dan Hong Kong tidak berlangsung karena adanya cuti resmi untuk Paskah.
Situasi ini memperlihatkan bagaimana ketegangan perdagangan global dan kebijakan bank-bank sentral dapat mempengaruhi performa pasar modal secara luas. Fokus investor terpusat pada setiap perkembangan dari Washington dan Beijing, serta respons regulator moneter terhadap tantangan ekonomi global saat ini.
Minggu ini membawa tantangan baru bagi pasar global, dengan ketegangan dagang yang masih mendominasi sentimen para pelaku pasar. Pengumuman kebijakan dari bank sentral China diperkirakan akan memberikan gambaran lebih jelas tentang langkah-langkah yang akan diambil untuk meredam dampak negatif dari ketegangan perdagangan. Selain itu, sikap Presiden Trump terhadap kebijakan moneter AS tetap menjadi faktor penting yang memengaruhi volatilitas pasar dunia.