Berita
Situasi Ketimpangan Ketenagakerjaan di Indonesia: Lonjakan Pengangguran dan PHK
2025-05-05

Peningkatan jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 83.450 orang pada Februari 2025 dibandingkan periode yang sama tahun lalu, menurut Badan Pusat Statistik (BPS). Meskipun angkatan kerja meningkat, sektor industri dan perdagangan mengalami tekanan signifikan yang menyebabkan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK). Wilayah Jawa menjadi pusat terbesar dampak PHK ini.

Data dari Kementerian Ketenagakerjaan mencatat bahwa hingga Februari 2025, setidaknya 18.610 pekerja telah dirumahkan. Angka ini melonjak tajam dibandingkan Januari 2025 dengan hanya 3.325 kasus PHK. Fenomena ini memicu kekhawatiran akan stabilitas ketenagakerjaan secara nasional serta perlunya strategi pemerintah untuk mendukung sektor-sektor yang terdampak.

Penambahan Pengangguran dan Dampak Ekonomi

Jumlah pengangguran yang terus meningkat mencerminkan tantangan besar dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional. Sektor industri dan perdagangan yang menjadi sumber utama korban PHK menunjukkan adanya tekanan berat di sektor padat karya. Situasi ini tidak hanya mempengaruhi individu tetapi juga masyarakat secara keseluruhan.

Menurut data resmi BPS, jumlah pengangguran pada Februari 2025 mencapai 7,28 juta orang, naik dari periode sebelumnya. Kenaikan ini terjadi meskipun ada peningkatan jumlah angkatan kerja dan pekerja. Sebagian besar penduduk usia kerja yang terkena PHK berasal dari sektor industri dan perdagangan, menandakan adanya masalah struktural yang perlu diselesaikan. Hal ini dapat berdampak langsung pada konsumsi domestik dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Oleh karena itu, langkah-langkah strategis diperlukan untuk memitigasi risiko lebih lanjut.

Tanggapan Strategis terhadap Gelombang PHK

Gelombang PHK yang semakin tinggi di wilayah Jawa menunjukkan ketidakmerataan dampak antar wilayah. Namun, kondisi ini tetap memiliki implikasi signifikan secara nasional. Pemerintah dan pemangku kepentingan harus segera merespons dengan langkah-langkah yang tepat guna menjaga stabilitas ketenagakerjaan.

Kemenaker mencatat lonjakan drastis jumlah PHK dari bulan Januari hingga Februari 2025, yaitu dari 3.325 kasus menjadi 18.610 kasus. Wilayah Jawa menjadi fokus utama dampak PHK ini, namun ancaman terhadap stabilitas ketenagakerjaan tetap ada di seluruh wilayah Indonesia. Untuk mengatasi situasi ini, pemerintah dapat mempertimbangkan pelaksanaan program-program pelatihan ulang, insentif bagi perusahaan untuk mempertahankan tenaga kerja, serta pengembangan sektor baru yang dapat menyerap tenaga kerja secara efektif. Langkah-langkah tersebut penting agar ketahanan ekonomi nasional tetap terjaga di tengah situasi sulit ini.

more stories
See more