Berita
Situasi Konflik di Yaman: Upaya Baru untuk Menggoyahkan Pengaruh Houthi
2025-05-04

Perkembangan terbaru menunjukkan adanya potensi peningkatan ketegangan di Yaman, di mana faksi-faksi yang berseberangan dengan kelompok Houthi berupaya mendapatkan dukungan internasional untuk melancarkan serangan militer. Meskipun perang telah relatif mereda dalam beberapa tahun terakhir, kekhawatiran tentang dampak kemanusiaan tetap menjadi faktor utama dalam pertimbangan tindakan militer lebih lanjut.

Pengaruh Houthi di wilayah strategis seperti pelabuhan Hodeidah memicu spekulasi mengenai rencana baru untuk merebut kendali daerah tersebut. Namun, para analis ragu apakah upaya ini akan berhasil tanpa konsekuensi besar bagi penduduk setempat.

Koalisi Anti-Houthi dan Strategi Mereka

Faksi-faksi yang bersekutu dengan pemerintah Yaman mengeksplorasi langkah-langkah baru untuk melemahkan dominasi Houthi, termasuk mempertimbangkan serangan darat terhadap wilayah strategis seperti pelabuhan Hodeidah. Langkah ini didorong oleh harapan untuk memperoleh dukungan dari Amerika Serikat atau Arab Saudi, meskipun ada kekhawatiran tentang implikasi kemanusiaannya.

Sejak awal konflik, kelompok-kelompok anti-Houthi telah mencoba merebut kembali wilayah-wilayah yang dikuasai oleh gerakan pro-Iran ini. Namun, kampanye sebelumnya di Hodeidah pada tahun 2018 gagal karena intervensi PBB dan komunitas internasional. Kini, dengan perubahan dinamika politik di Yaman, kelompok-kelompok ini semakin agresif dalam mencari dukungan eksternal untuk mewujudkan tujuan mereka. Dukungan dari AS dan Arab Saudi dianggap sebagai elemen penting dalam rencana mereka, meskipun efektivitas operasi militer masih diragukan oleh banyak pihak.

Faktor Internal dan Peran Aktor Internasional

Di tengah perubahan signifikan dalam struktur kepemimpinan pemerintah Yaman, kelompok-kelompok anti-Houthi terus mencari cara untuk meningkatkan posisi mereka melawan rival domestik mereka. Salah satu tantangan utama adalah bagaimana mereka dapat menjaga keseimbangan antara pencapaian tujuan militer dan menghindari bencana kemanusiaan yang lebih luas.

Dalam beberapa tahun terakhir, pengaruh Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi telah berkurang setelah ia menyerahkan kekuasaan kepada Dewan Kepemimpinan Presiden (PLC), yang hingga saat ini belum membuktikan efektivitasnya. Sementara itu, Arab Saudi, yang sebelumnya memainkan peran aktif dalam konflik Yaman, telah mengumumkan penghentian permusuhan pada tahun 2022. Namun, gencatan senjata yang ditengahi PBB hanya berhasil meredam sebagian besar pertempuran, sementara Houthi tetap menguasai wilayah strategis seperti Sanaa dan sekitarnya. Dinamika ini menciptakan situasi yang kompleks, di mana aktor internal maupun internasional harus berhati-hati dalam memilih langkah selanjutnya agar tidak memperburuk kondisi krisis yang sudah parah di negara tersebut.

more stories
See more