Kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat menghadapi kerusakan besar akibat operasi militer Israel yang dimulai pada 21 Januari 2025. Menurut Mohammad Jarrar, Wali Kota setempat, seluruh 3.250 unit hunian di kamp ini tidak layak huni karena hancur total atau sebagian serta terbakar. Operasi militer Israel dilaporkan menggunakan bulldozer untuk menghancurkan dan membakar rumah-rumah warga Palestina. Selain itu, Israel juga menolak permohonan otoritas Palestina untuk membatalkan rencana penghancuran lebih dari 90 bangunan tempat tinggal, yang berisiko menyebabkan bencana lebih besar. Situasi ini menciptakan kebutuhan mendesak akan rekonstruksi besar-besaran di wilayah tersebut.
Pada hari Rabu (26/3/2025), Mohammad Jarrar memberikan gambaran tentang situasi mengerikan di kamp pengungsi Jenin. Ia menjelaskan bahwa mesin militer Israel terus aktif dalam menghancurkan infrastruktur perumahan di daerah tersebut. Aktivitas ini telah menyebabkan kerusakan parah pada ribuan rumah warga. Selain itu, Israel tetap bersikeras dengan rencana mereka untuk melanjutkan pembongkaran lebih dari 90 bangunan tambahan, termasuk sekitar 300 unit rumah. Keputusan ini diprediksi akan memperburuk kondisi yang sudah genting.
Dampak dari serangan militer ini tidak hanya dirasakan oleh para pemilik rumah yang hancur. Lebih dari seribu penduduk lokal dipaksa meninggalkan rumah mereka di distrik-distrik sekitar kamp karena alasan keselamatan. Ratusan keluarga lainnya juga telah mengungsi, takut akan ancaman terhadap nyawa mereka dan anak-anak mereka. Kondisi ini menciptakan krisis kemanusiaan yang semakin memprihatinkan di wilayah tersebut.
Sejak awal bulan Januari, Israel telah mempertahankan agresi militernya terhadap provinsi Jenin dan Tulkarm di utara Tepi Barat yang diduduki. Selain merusak properti, tentara Israel juga melakukan penangkapan sistematis dan investigasi lapangan yang menargetkan puluhan keluarga. Rumah-rumah warga bahkan diubah menjadi barak militer sementara, menambah penderitaan warga setempat.
Estimasi kerugian akibat operasi militer Israel mencapai sekitar USD310 juta, seperti diperkirakan oleh satu komite spesialis. Angka ini mencerminkan dampak luas dari konflik ini, baik secara fisik maupun sosial-ekonomi. Rekonstruksi besar-besaran di Jenin dan kamp pengungsinya menjadi kebutuhan mendesak untuk memulihkan kehidupan normal bagi warga Palestina yang telah lama menderita akibat konflik berkepanjangan ini.