Pencipta konten Farel Tarek meluncurkan segmen baru di platform YouTube berjudul Sketsa. Dalam episode pertamanya, ia merilis video sitkom bertajuk Koruptor VS Maling Ayam yang menyoroti ketidakadilan sistem hukum di Tanah Air. Video ini menggambarkan perbedaan perlakuan terhadap dua kasus hukum: korupsi besar-besaran dan pencurian ayam. Melalui humor satir, Farel memperlihatkan bagaimana vonis serta fasilitas penjara sangat kontras antara koruptor dengan pelaku kejahatan kecil. Selain itu, sketsa ini juga menyoroti praktik suap dan isu birokrasi yang tidak efisien.
Dalam atmosfer kota Jakarta yang penuh dinamika sosial, Farel Tarek membawa penggemarnya pada sebuah cerita yang sarat makna lewat kanal YouTube-nya. Pada hari Senin (tanggal fiktif), ia merilis video perdana dari seri Sketsa, yaitu "Koruptor VS Maling Ayam". Dalam skenario ini, tokoh bernama Muin yang telah mencuri uang negara sebesar Rp271 triliun hanya mendapatkan hukuman enam setengah tahun penjara. Alasan-alasan seperti sikap sopan di pengadilan dan pemakaian peci menjadi faktor pemeringkas hukuman. Sementara itu, karakter lain yang dituduh mencuri seekor ayam tanpa bukti kuat menerima hukuman yang sama panjang.
Melalui tayangan ini, Farel juga menunjukkan gambaran nyata tentang kondisi sel penjara. Muin menikmati fasilitas serupa hotel bintang lima dengan akses bebas keluar masuk, sedangkan sel sang pencuri ayam tampak sempit dan kotor. Selain itu, ada sorotan soal praktik suap dalam sistem hukum yang sudah menjadi hal lumrah bagi banyak pihak. Salah satu momen penting adalah referensi kepada "Negara Konoha", yang mencerminkan buruknya sistem birokrasi dengan pejabat yang menjalankan banyak jabatan tetapi hanya menerima satu gaji. Video ini juga menyentil kekerasan dalam penjara, di mana laporan pemukulan oleh narapidana diabaikan oleh otoritas.
Dengan penyampaian yang penuh canda, Farelogic berhasil menyuguhkan kritik tajam terhadap ketidakadilan hukum di Indonesia.
Berawal dari humor sederhana, video ini memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya reformasi sistem hukum di Indonesia. Sebagai penonton, kita diajak untuk tidak hanya tertawa, tetapi juga introspeksi atas realitas sosial yang ada. Karya Farelogic ini menunjukkan bahwa komedi dapat menjadi alat efektif untuk menyampaikan pesan serius. Melalui cara yang jenaka namun tetap relevan, ia berhasil membuat publik lebih peduli terhadap isu-isu krusial di sekitarnya.