Pengajuan Thailand untuk bergabung dengan aliansi BRICS menandai langkah penting dalam diplomasi ekonomi global. Dalam pertemuan antara pejabat tinggi Thailand dan Rusia, diskusi tidak hanya berfokus pada keanggotaan tetapi juga mencakup sejumlah kerja sama lintas bidang. Pertemuan ini membahas peluang perdagangan bebas, kolaborasi teknologi nuklir untuk kesehatan, serta pertukaran budaya yang lebih intensif.

Kehadiran Thailand sebagai calon baru BRICS menunjukkan pergeseran strategis dalam tatanan ekonomi internasional. Bersama dengan Republik Kongo, negara tersebut menjadi bagian dari 47 negara yang telah menyatakan minatnya untuk bergabung dengan blok ini. Aliansi BRICS semakin dilihat sebagai alternatif bagi negara-negara berkembang yang ingin mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS. Sejak kebijakan ekspansi diperkenalkan pada tahun 2023, aliansi ini telah berhasil menarik beberapa anggota baru, termasuk Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab (UEA).

Pertumbuhan BRICS mencerminkan dorongan kuat menuju sistem keuangan global yang inklusif dan adil. Negara-negara anggota semakin memperkuat penggunaan mata uang lokal dalam transaksi internasional, sebuah langkah strategis untuk mengurangi dominasi dolar AS. Thailand, dengan posisi geopolitiknya yang unik, memperlihatkan arah baru dalam hubungan internasional. Langkah ini menunjukkan bahwa banyak negara sedang mencari cara untuk memperkuat posisi mereka melalui diversifikasi ekonomi dan politik global.