Kondisi pasar kendaraan listrik di Eropa saat ini menunjukkan tren yang cukup kontras. Meskipun permintaan terhadap mobil listrik terus meningkat, raksasa industri otomotif asal Amerika Serikat, Tesla, justru menghadapi penurunan signifikan dalam penjualannya. Pada bulan April, sejumlah negara utama di Eropa seperti Inggris, Belanda, Denmark, Portugal, Swedia, dan Prancis melaporkan data yang mencerminkan anjloknya minat konsumen terhadap produk-produk Tesla. Situasi ini semakin memperburuk performa perusahaan setelah kinerja buruk yang terjadi pada kuartal pertama tahun 2025.
Berbagai faktor kompleks dikaitkan dengan kemerosotan tersebut. Salah satu penyebab utamanya adalah sikap politik CEO Tesla, Elon Musk, yang tampaknya memicu reaksi keras dari masyarakat Eropa. Dukungan Musk kepada partai sayap kanan di beberapa negara seperti Jerman dan Inggris serta keterlibatannya dalam pemerintahan Donald Trump di Amerika Serikat menjadi sorotan negatif. Selain itu, kekhawatiran akan tarif impor tinggi yang dapat memengaruhi harga kendaraan juga diperkirakan membuat calon pembeli ragu-ragu. Data dari berbagai sumber industri otomotif menunjukkan bahwa penurunan drastis telah terjadi, dengan contoh terparah di Inggris yang mencapai 62%, serta penurunan signifikan lainnya di negara-negara seperti Denmark, Belanda, dan Swedia.
Situasi ini mengingatkan kita bahwa kesuksesan sebuah merek tidak hanya bergantung pada inovasi teknologi tetapi juga pada hubungan baik dengan publik global. Perusahaan harus lebih cermat dalam menjaga reputasi mereka, terutama di tengah dinamika sosial-politik yang terus berkembang. Melalui pendekatan yang lebih inklusif dan transparan, pelaku industri dapat membangun kepercayaan yang lebih kuat dengan konsumen di seluruh dunia. Dengan demikian, langkah-langkah positif untuk memperbaiki citra perusahaan dapat membantu memulihkan kepercayaan dan meningkatkan daya saing di pasar global.