Sebuah gerakan yang diinisiasi oleh sekelompok veteran militer Indonesia telah menarik perhatian publik akhir-akhir ini. Mantan Dankormar Letjen TNI (Purn) Suharto menjadi salah satu tokoh yang terlibat dalam desakan pemakzulan terhadap Wapres Gibran Rakabuming Raka. Dalam sebuah acara televisi, ia menyampaikan alasan mendukung langkah ini sebagai bentuk pengabdian kepada negara dan dukungan kepada Presiden Prabowo Subianto. Menurutnya, langkah tersebut bertujuan untuk memastikan kepemimpinan yang lebih sesuai dengan harapan rakyat.

Melalui forum yang digelar oleh para purnawirawan TNI, Letjen (Purn) Suharto juga mengungkapkan keterlibatannya dalam pembentukan Partai Gerindra. Ia menjelaskan bahwa kontribusinya selama ini bertujuan untuk memperkuat partai politik tersebut agar dapat berkiprah di pentas nasional. Namun, tujuan utamanya bukan untuk mendukung individu tertentu melainkan menciptakan perubahan yang signifikan bagi bangsa ini. "Kami hanya ingin membawa perubahan positif," tuturnya sambil menekankan pentingnya kesadaran kolektif masyarakat untuk memperbaiki jalur demokrasi.

Pengabdian selama 34 tahun di ABRI serta masa pensiun hampir 22 tahun tidak membuat Letjen (Purn) Suharto kehilangan semangat untuk berkontribusi pada kemajuan bangsa. Bersama-sama dengan mantan Wakil Presiden Try Sutrisno, ia menandatangani delapan aspirasi yang disampaikan kepada Presiden Prabowo. Salah satu poin penting dari dokumen ini adalah usulan untuk menggantikan posisi Wakil Presiden demi kepentingan nasional. Ini mencerminkan tekad kuat mereka untuk menjaga integritas sistem politik di Indonesia. Dengan sikap tegas seperti ini, harapan besar tetap ada untuk menuju masa depan yang lebih baik dan adil bagi semua lapisan masyarakat.