Pasar
Geliat IHSG di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global
2025-05-06
Jakarta, Berita Indonesia – Pasar modal Tanah Air menunjukkan performa positif meskipun tantangan global semakin menguat. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil membukukan kenaikan signifikan dan melampaui level psikologis 6.900 dalam perdagangan minggu ini. Pada hari Selasa (6/5/2025), hingga pukul 14.34 WIB, IHSG mencatatkan lonjakan sebesar 1,07% ke posisi 6.904.84.
Investasi Emas: Peluang Baru di Masa Ketidakpastian
Peningkatan harga emas menjadi salah satu faktor utama yang mendorong reli IHSG. Investor mulai beralih ke aset safe haven seperti emas sebagai respons terhadap ketegangan ekonomi global. Kenaikan harga komoditas ini juga memberikan dorongan kepada sektor pertambangan di pasar saham domestik.Penguatan Sektor Tambang Dorong Performa IHSG
Sektor tambang memainkan peran penting dalam penguatan IHSG minggu ini. Emiten-emiten besar seperti Amman Mineral Internasional (AMMN) berkontribusi signifikan dengan sumbangan lebih dari 11 indeks poin. Perusahaan tambang batubara lainnya, termasuk Grup Sinar Mas (DSSA) dan Bayan Resources (BYAN), juga turut mendongkrak kinerja indeks dengan kontribusi masing-masing sekitar 8 dan 7 indeks poin. Bank Rakyat Indonesia (BBRI) ikut serta dalam penopang performa IHSG dengan sumbangsih 6 indeks poin.Kenaikan harga emas yang dipicu oleh antisipasi resesi global setelah anjloknya harga minyak mentah dan perlambahan ekonomi Amerika Serikat (AS) menjadi sentimen positif bagi sektor tambang. Emiten tambang emas seperti Bumi Resources Minerals (BRMS) dan Aneka Tambang (ANTM) mencatatkan kenaikan signifikan pada perdagangan minggu ini. PT Antam sendiri melesat hingga 8%, menyumbangkan lebih dari 3 indeks poin untuk IHSG.Sentimen Negatif dari Dalam dan Luar Negeri
Meskipun IHSG menunjukkan tren positif, beberapa sentimen negatif masih menghantui pasar modal Tanah Air. Data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama tahun 2025 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan perlambatan signifikan. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) hanya mencapai 4,87%, jauh di bawah ekspektasi pasar yang memperkirakan angka sekitar 4,94%.Pergerakan harga minyak dunia juga menjadi faktor penghambat. Anjloknya harga minyak brent dan West Texas Intermediate (WTI) hingga 4% pada perdagangan Senin lalu menjadi isyarat buruk bagi investor. Keputusan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC+) untuk meningkatkan produksi secara agresif memperburuk kekhawatiran akan oversupply di tengah permintaan yang lesu.Selain itu, pelaku pasar juga menunggu hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC) bank sentral AS yang digelar Rabu malam waktu Indonesia. Para analis memperkirakan kemungkinan penurunan suku bunga sebesar 4,4%. Namun, pernyataan Ketua Fed Jerome Powell tentang prospek ekonomi global di tengah ketidakpastian akibat perang dagang antara AS dan China tetap menjadi fokus utama pasar.Potensi Reli IHSG di Bulan Mei
Meskipun historisnya IHSG cenderung melemah di bulan Mei selama sepuluh tahun terakhir, reli yang telah terjadi dalam tujuh hari perdagangan berturut-turut menunjukkan sinyal positif. Sejak akhir April 2025, IHSG telah melonjak hingga 15,5%. Kenaikan ini didorong oleh optimisme investor terhadap potensi pemulihan ekonomi global meskipun tantangan masih ada.Namun, pemerintah perlu bersiap menghadapi dampak multiplier effect dari perlambatan ekonomi domestik. Jika tidak ditangani dengan baik, risiko kemunduran ekonomi dapat menjadi kenyataan. Oleh karena itu, langkah-langkah strategis seperti stimulus fiskal dan moneter diperlukan untuk menjaga momentum positif pasar modal Tanah Air.