Berita
Gempa Bumi Menengah di Laut Banda: Analisis dan Dampaknya
2025-04-01

Dalam sebuah analisis terbaru oleh BMKG, gempa bumi berkekuatan M6.3 yang mengguncang wilayah Laut Banda telah menarik perhatian luas. Gempa ini memiliki episenter di laut dengan kedalaman 157 km dan dirasakan hingga ke beberapa daerah seperti Tiakur, Pulau Leti, serta Kota Kupang. Meskipun intensitasnya mencapai III MMI, gempa tidak menyebabkan kerusakan signifikan maupun potensi tsunami. Selain itu, BMKG juga memastikan bahwa belum ada aktivitas gempabumi susulan setelah kejadian tersebut.

Hasil penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa gempa ini disebabkan oleh deformasi batuan dalam lempeng intraslab. Gerakan mekanisnya bersifat mendatar naik (oblique thrust fault). Publik diimbau untuk tetap tenang serta melakukan pemeriksaan pada bangunan yang mungkin mengalami keretakan akibat getaran gempa.

Karakteristik Gempa dan Lokasi Episenternya

Gempa bumi yang terjadi di wilayah Laut Banda memiliki karakteristik unik karena berasal dari deformasi batuan dalam lempeng intraslab. Berdasarkan data dari BMKG, episenternya berada sekitar 93 km arah timur laut dari Maluku Barat Daya, dengan kedalaman mencapai 157 km. Hal ini menjadikannya sebagai jenis gempa bumi menengah yang tidak berpotensi tsunami.

Mekanisme sumber gempa menunjukkan adanya gerakan mendatar naik (oblique thrust fault), yang merupakan salah satu faktor utama penyebab gempa ini. Penyelidikan lebih jauh oleh Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menegaskan bahwa lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya menjadi indikator kuat tentang alasan gempa ini tidak berdampak serius pada permukaan tanah. Wilayah-wilayah yang merasakan getaran gempa, termasuk Tiakur dan Pulau Leti, hanya melaporkan intensitas III MMI, di mana getaran hanya dirasakan secara nyata di dalam rumah tanpa menyebabkan kerusakan besar.

Pentingnya Kesadaran dan Tindakan Pencegahan

BMKG memberikan imbauan kepada masyarakat agar tetap tenang dan waspada terhadap informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Dengan hasil pemodelan yang menunjukkan tidak adanya potensi tsunami serta belum adanya aktivitas gempabumi susulan, langkah antisipasi tetap diperlukan. Salah satunya adalah memeriksa kondisi bangunan tempat tinggal untuk memastikan ketahanannya terhadap gempa.

Penting bagi masyarakat untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa. Sebelum kembali masuk ke dalam rumah, pastikan bahwa struktur bangunan tetap stabil dan aman. Langkah-langkah ini bertujuan untuk mencegah risiko tambahan jika terjadi gempa susulan di masa depan. Daryono juga menekankan pentingnya kesadaran akan tata cara evakuasi dan perlindungan diri selama situasi darurat terkait gempa bumi.

More Stories
see more