Pendekatan proteksionis Donald Trump dalam menetapkan tarif dagang mengambil inspirasi dari masa pemerintahan William McKinley, Presiden AS ke-25. Kebijakan ini bertujuan melindungi industri domestik tetapi sering kali menuai kritik karena dampaknya terhadap pasar global dan inflasi harga lokal. Meskipun mendapatkan dukungan dari beberapa kalangan, sejarah mencatat bahwa pendekatan serupa pada era McKinley juga memicu ketidakpuasan publik.
Langkah-langkah agresif yang diambil Trump, termasuk tarif 25% atas impor baja dan aluminium serta rencana "Hari Pembebasan" yang memengaruhi berbagai produk, telah menimbulkan kekhawatiran akan konsekuensi ekonomi global.
Presiden William McKinley menjadi tokoh sentral dalam pembentukan sistem tarif proteksionis pada akhir abad ke-19. Melalui undang-undang yang dikenal sebagai McKinley Tariff Act, ia menaikkan tarif hingga lebih dari 50% untuk barang-barang impor tertentu. Tujuannya adalah melindungi produksi dalam negeri dan meningkatkan kemakmuran nasional. Donald Trump menyebut langkah ini sebagai salah satu sumber inspirasinya dalam merumuskan kebijakan perdagangan kontemporer.
Ketika McKinley masih menjadi anggota Kongres Ohio, ia memperkenalkan gagasan bahwa perlindungan terhadap industri lokal dapat memperkuat ekonomi negara secara keseluruhan. Namun, efek jangka panjang dari kebijakan tersebut tidak sepenuhnya positif. Sebaliknya, munculnya keluhan dari konsumen dan produsen internasional menunjukkan adanya resistensi terhadap pendekatan proteksionis ini. Selain itu, pemilu tahun 1890 menunjukkan penurunan signifikan dalam dukungan publik terhadap Partai Republik, bahkan menyebabkan McKinley sendiri harus meninjau ulang pandangannya tentang perdagangan luar negeri setelah terpilih sebagai presiden.
Mengikuti jejak McKinley, Trump telah menerapkan serangkaian kebijakan tarif yang dirancang untuk melindungi industri Amerika Serikat dari persaingan internasional. Langkah ini mencakup pengenaan tarif 25% pada impor baja dan aluminium, serta ancaman baru yang disebut "Hari Pembebasan." Meskipun tujuan utamanya adalah menjaga keberlanjutan ekonomi domestik, kebijakan ini sering kali dikaitkan dengan potensi eskalasi perang dagang global.
Sejak diluncurkannya kebijakan ini, pasar keuangan global telah mengalami volatilitas yang signifikan. Para analis memperingatkan bahwa kenaikan tarif dapat menyebabkan inflasi harga-harga kebutuhan pokok di Amerika Serikat, yang pada gilirannya dapat membebani rumah tangga dan bisnis lokal. Di sisi lain, ada argumen bahwa perlindungan terhadap industri domestik dapat memperkuat fondasi ekonomi jangka panjang. Namun, sejarah menunjukkan bahwa proteksionisme seperti yang dicanangkan oleh McKinley di masa lalu dapat menimbulkan reaksi politik yang kuat dari berbagai sektor masyarakat. Hal ini membuat kebijakan Trump semakin dipertanyakan, terutama dalam konteks dinamika geopolitik modern.