Pada hari Jumat, 28 Maret 2025, terdapat sekitar 150 insiden kecelakaan lalu lintas yang tercatat di wilayah Jabodetabek dan sekitarnya. Peristiwa ini berlangsung menjelang momen H-3 Lebaran, di mana jumlah kendaraan meningkat tajam akibat arus mudik. Dalam kejadian tersebut, delapan orang dinyatakan meninggal dunia, sementara puluhan lainnya mengalami cedera ringan hingga berat. Kerugian materiil dari kecelakaan ini mencapai Rp179 juta. Data juga menunjukkan lonjakan signifikan kendaraan yang keluar Jakarta melalui beberapa gerbang tol utama seperti Cikampek Utama, Cikupa, Ciawi, dan Kalihurip Utama.
Dalam suasana musim mudik yang penuh aktivitas pada bulan Maret 2025, data resmi mencatat adanya peningkatan drastis dalam volume lalu lintas di ibu kota. Menurut informasi dari juru bicara Operasi Ketupat 2025, KBP Ahmad Musthofa Kamal, total kecelakaan yang terjadi pada Jumat mencapai 150 kasus. Di antaranya, delapan korban tidak tertolong nyawanya, 28 orang mengalami luka serius, dan lebih dari 200 orang mengalami cedera ringan.
Selain itu, kerugian material akibat peristiwa ini diperkirakan mencapai Rp179 juta. Lonjakan kendaraan keluar Jakarta tampak sangat jelas di beberapa titik penting seperti Gerbang Tol Cikampek Utama, di mana 126.518 kendaraan meninggalkan Jakarta menuju Trans Jawa. Tidak ada satu pun kendaraan yang masuk lewat jalur yang sama. Di jalur lainnya, seperti Gerbang Tol Cikupa menuju Merak, tercatat 52.285 kendaraan meninggalkan Jakarta, sedangkan 49.898 kendaraan kembali ke ibu kota.
Untuk mengatasi kemacetan yang tak terhindarkan, beberapa langkah rekayasa lalu lintas telah diterapkan, termasuk sistem one way nasional dari Gerbang Tol Cikampek Utama hingga Gerbang Tol Kalikangkung. Penambahan jalur contra flow serta penyempitan jalur tersebut juga dilakukan guna memperlancar aliran kendaraan. Selain itu, pembatasan kendaraan dengan sumbu tiga atau lebih diberlakukan mulai 24 Maret hingga 8 April 2025, meskipun pengecualian diberikan untuk kendaraan logistik seperti pengiriman ternak, uang, dan kebutuhan pokok.
Berita ini memberikan pelajaran penting bagi semua pihak, baik masyarakat maupun instansi terkait. Lonjakan jumlah kendaraan selama periode mudik menunjukkan perlunya perencanaan yang lebih matang untuk mengantisipasi risiko kecelakaan. Selain itu, implementasi teknologi cerdas dalam manajemen lalu lintas dapat menjadi solusi efektif untuk meminimalisir ancaman keselamatan di jalan raya. Sebagai pembaca, kita diingatkan akan pentingnya disiplin berkendara serta pemahaman terhadap aturan lalu lintas demi menjaga keamanan bersama.