Pelabuhan Bakauheni di Lampung mengalami kemacetan panjang yang melibatkan ribuan kendaraan pada Sabtu malam (5/4/2025). Kepadatan ini mencapai sekitar 4 kilometer, dengan antrian yang berlanjut hingga jalur tol. Penyebab utama adalah lonjakan jumlah pemudik yang memadati pintu masuk pelabuhan. Salah satu solusi yang diberlakukan oleh pihak terkait adalah sistem delay untuk menangani antrean.
Dalam upaya mengurai kemacetan, PT ASDP Indonesia Ferry menerapkan sistem delay dengan lima titik buffer zone di ruas jalan menuju pelabuhan. Hal ini bertujuan untuk memastikan pengguna jasa telah memiliki tiket sebelum tiba di dermaga, sehingga proses penyeberangan menjadi lebih efisien.
Banyak pemudik yang harus menghadapi tantangan besar akibat kondisi lalu lintas yang padat. Salah satu cerita berasal dari Sheila, seorang pemudik yang terjebak macet sejak siang hari. Perjalanan yang awalnya direncanakan mulus ternyata mengalami hambatan signifikan di rest area tol KM 20.
Situasi ini mencerminkan betapa sulitnya perjalanan mudik bagi sebagian orang. Sheila menyampaikan bahwa setelah melewati rest area tersebut, kondisi tetap tidak membaik saat mendekati pintu masuk pelabuhan. Ini menunjukkan pentingnya perencanaan dan antisipasi agar perjalanan dapat berjalan lancar tanpa hambatan serupa di masa depan.
Sheila bukan satu-satunya pemudik yang mengalami kesulitan. Ribuan kendaraan lain juga terlibat dalam antrian panjang yang dimulai sejak sore hari. Kepadatan lalu lintas ini membuat waktu tempuh meningkat drastis dibandingkan kondisi normal. Para pemudik harus bersabar selama berjam-jam sebelum akhirnya berhasil mencapai lokasi tujuan mereka. Selain itu, kelelahan fisik dan mental menjadi tantangan tambahan yang harus dihadapi selama perjalanan.
Untuk mengatasi masalah kemacetan yang berkepanjangan, PT ASDP Indonesia Ferry memperkenalkan sistem delay sebagai salah satu solusi. Sistem ini dirancang untuk mengatur aliran kendaraan menuju pelabuhan secara lebih terstruktur. Lima titik buffer zone telah disiapkan di beberapa ruas jalan strategis.
Langkah ini diambil guna memastikan semua kendaraan yang hendak menyeberang sudah memiliki tiket sebelum mencapai dermaga. Dengan demikian, proses administrasi di lokasi dapat dikurangi, sehingga waktu tunggu di pelabuhan menjadi lebih singkat.
Sistem delay ini melibatkan kerja sama antara petugas lapangan dan pengelola pelabuhan. Petugas di titik-titik buffer zone bertugas memeriksa apakah kendaraan atau penumpang sudah memegang tiket. Jika belum, mereka akan diarahkan untuk melakukan pembelian tiket di lokasi tersebut. Pendekatan ini bertujuan untuk meminimalkan kemacetan di area dermaga serta mempermudah koordinasi antara pihak pengelola dan pemudik.
Penerapan sistem delay juga memberikan manfaat tambahan berupa distribusi kendaraan yang lebih merata di sepanjang rute menuju pelabuhan. Hal ini membantu menghindari penumpukan kendaraan di satu titik tertentu, seperti yang terjadi pada situasi kemacetan sebelumnya. Dengan langkah-langkah proaktif seperti ini, diharapkan pengalaman pemudik bisa lebih nyaman dan efisien di masa mendatang.