Pada perdagangan Rabu (26/3/2025), harga minyak dunia mengalami pergerakan stagnan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor geopolitik dan kebijakan ekonomi. Gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina di sektor maritim serta energi membantu menyeimbangkan ketakutan pasar terhadap gangguan pasokan akibat ancaman tarif Amerika Serikat (AS) terhadap pembeli minyak Venezuela. Meskipun ada peningkatan optimisme, masih ada kekhawatiran tentang implementasi kesepakatan ini karena hubungan yang tegang antara Moskow dan Kyiv.
Di tengah dinamika geopolitik, harga minyak mentah jenis Brent naik tipis menjadi US$ 73,36 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) melemah ke US$ 69,34 per barel. Kesepakatan gencatan senjata antara AS, Rusia, dan Ukraina untuk melindungi fasilitas energi dan jalur maritim telah memberikan dorongan positif kepada pasar. Namun, skeptisisme tetap tinggi mengenai realisasi kesepakatan tersebut.
Seiring dengan itu, ancaman pemberlakuan tarif oleh AS terhadap negara-negara yang membeli minyak dari Venezuela meningkatkan kecemasan pasar. Venezuela, salah satu eksportir utama minyak mentah, dapat mengalami tekanan pada pasokan global jika kebijakan ini diterapkan. Selain itu, kilang minyak independen di China yang merupakan pembeli besar minyak Venezuela juga bisa terganggu oleh kebijakan ini.
Minggu lalu, AS memperketat sanksi terhadap Iran, yang semakin membatasi ekspornya. Pemerintahan AS juga memperpanjang batas waktu hingga 27 Mei bagi perusahaan minyak AS untuk mengakhiri operasi di Venezuela. Jika izin operasi dicabut, produksi minyak Venezuela diperkirakan akan turun hingga 200.000 barel per hari.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) diperkirakan tetap pada rencana untuk meningkatkan produksi minyak dalam dua bulan ke depan. Beberapa anggota mungkin dipaksa menyesuaikan output guna menjaga keseimbangan suplai dan stabilisasi harga.
Dengan semua tantangan ini, analis percaya bahwa pasar minyak global akan tetap mendapatkan pasokan yang cukup tahun ini, meskipun risiko ketidakpastian permintaan global dan dampak sanksi terhadap Venezuela dan Iran tetap menjadi perhatian.
Selanjutnya, para pelaku pasar akan terus memantau perkembangan kebijakan AS, implementasi gencatan senjata antara Rusia-Ukraina, serta respons OPEC+ dalam mengatur produksi minyak di tengah fluktuasi harga global yang terjadi saat ini.