Lembaga pemeringkat kredit global, S&P Global Ratings, mengeluarkan peringatan terkait eskalasi ketegangan antara India dan Pakistan yang berpotensi merusak stabilitas ekonomi regional. Meskipun tidak ada dampak langsung pada peringkat utang saat ini, risiko kredit dari kedua negara tersebut dapat meningkat apabila konflik militer berkepanjangan. Dalam analisisnya, S&P memproyeksikan situasi akan tetap tegang selama 2-3 minggu ke depan, dengan kemungkinan aksi militer lebih besar yang dapat memperburuk kondisi fiskal masing-masing negara.
Perseteruan antara India dan Pakistan telah mencapai titik puncak baru setelah serangan balasan yang dilakukan oleh pasukan India terhadap beberapa basis kelompok militan di wilayah Kashmir yang diduduki Pakistan. Serangan ini merupakan bagian dari Operasi Sindoor, sebagai tanggapan atas pembantaian warga sipil di Pahalgam sebelumnya. Tindakan militer ini menimbulkan reaksi keras dari Pakistan, namun Perdana Menteri Shehbaz Sharif menyatakan bahwa negaranya siap untuk menjaga hak melawan agresi tanpa menutup peluang untuk meredakan ketegangan jika ada langkah rekonsiliasi dari pihak India.
Situasi geopolitik yang semakin rumit ini diprediksi membawa tekanan signifikan pada kondisi fiskal kedua negara. Untuk India, meskipun pertumbuhan ekonomi masih kuat, potensi konflik berkepanjangan dapat mengurangi daya tarik investasi asing. Di sisi lain, Pakistan yang sedang dalam proses pemulihan ekonomi juga bisa mengalami hambatan akibat eskalasi ketegangan. Laporan S&P menunjukkan bahwa proyeksi pertumbuhan India turun menjadi 6,3% dari 6,5%, sebagian disebabkan oleh ketidakpastian perdagangan global.
Lebih lanjut, S&P memperingatkan adanya risiko salah perhitungan atau bentrokan tak terduga yang dapat memperluas konflik melebihi niat awal kedua belah pihak. Apabila tidak ada tanda-tanda penurunan intensitas dalam waktu dekat, tekanan pada dukungan kredit pemerintah akan semakin besar.
Ke depannya, stabilitas ekonomi regional sangat bergantung pada langkah-langkah diplomasi yang diambil oleh kedua negara. Baik India maupun Pakistan harus mempertimbangkan insentif jangka panjang mereka untuk menjaga kestabilan ekonomi dan fiskal. Jika upaya de-eskalasi berhasil, maka harapan pemulihan ekonomi dan peningkatan investasi tetap bisa direalisasikan.