Situasi geopolitik yang penuh ketidakpastian telah memengaruhi pasar keuangan global. Menurut pengamat dari Sinarmas Sekuritas, Rudy Utomo, langkah-langkah ekonomi yang diambil oleh Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Donald Trump dapat berdampak signifikan pada negara-negara regional seperti Indonesia. Meskipun tekanan perdagangan antarnegara tidak mencapai level yang sama dengan krisis pandemi sebelumnya, dampaknya tetap dirasakan secara luas. Salah satu indikator utama adalah pelemahan nilai tukar Rupiah yang saat ini mencapai lebih dari Rp16.000 per Dolar AS.
Pada sisi lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga mengalami perlambatan. Data menunjukkan bahwa pada awal tahun 2025, ekspansi ekonomi hanya mencapai angka 4,87% (yoy). Penyebab utamanya adalah penurunan konsumsi rumah tangga, yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Oleh karena itu, strategi untuk mendorong kembali aktivitas konsumsi menjadi prioritas utama dalam rangka mempercepat pemulihan ekonomi.
Di tengah gejolak global, pasar modal Indonesia juga menghadapi tantangan besar. Para pelaku pasar mulai merujuk pada analisis mendalam tentang prospek investasi saham dan obligasi di masa mendatang. Diskusi mendalam mengenai potensi serta risiko investasi telah dilakukan oleh pakar ekonomi Rudy Utomo bersama Shinta Zahara dalam acara Power Lunch di CNBC Indonesia. Ketahanan ekonomi Indonesia akan semakin bergantung pada kemampuan dalam mengelola risiko global sekaligus menjaga stabilitas domestik demi menciptakan peluang pertumbuhan yang berkelanjutan.