Perseteruan emosional menjadi sorotan utama selama acara pemilihan kepala desa yang berlangsung sengit. Di tengah keriuhan TPS, Raka mengalami perasaan campur aduk akibat sikap Galuh yang dianggap tidak memperhatikan dirinya. Kondisi ini tidak hanya membuat hubungan mereka tegang tetapi juga melibatkan Gugum, yang merasakan iri tanpa sebab jelas terhadap Raka.

Berbeda dengan ketegangan antarindividu, Muhasan mencoba menunjukkan niat tulus dengan mendekati Galuh melalui lamaran resmi. Namun, harapan besar tersebut runtuh saat ia dan rombongannya tiba di rumah Galuh yang ternyata kosong. Mereka kemudian berusaha mencari keberadaan Galuh hingga sampai di TPS, namun kenyataannya lebih mengejutkan. Di hadapan umum di Balai Desa, Galuh menyatakan penolakannya secara gamblang atas lamaran Muhasan, menyebabkan suasana menjadi sunyi senyap.

Dalam cerita penuh twist ini, kemenangan Raka sebagai kepala desa membawa kejutan lain: pengangkatan Galuh sebagai istri kepala desa atau "Bu Kades". Keputusan ini menimbulkan spekulasi tentang hubungan mereka. Meskipun banyak pertanyaan yang belum terjawab, cerita ini mengajarkan pentingnya komunikasi dan pengertian dalam menjalin hubungan manusia, baik itu dalam konteks personal maupun publik. Dengan tanggung jawab baru yang diemban Raka, semua mata tertuju pada langkah-langkah mereka ke depan untuk mewujudkan harmoni sosial di desa tersebut.