Upaya Amerika Serikat dalam menerapkan kebijakan isolasionis dapat mempercepat tren dedolarisasi di berbagai negara. Fenomena ini terjadi karena keraguan terhadap ketergantungan pada dolar AS meningkat, terutama di kalangan mitra dagang dan sekutu strategisnya. Laporan yang dirilis oleh Reuters menyoroti kekhawatiran para pejabat bank sentral Eropa tentang kemungkinan pengurangan dukungan likuiditas dolar oleh Federal Reserve (Fed) di masa sulit. Hal ini menciptakan tantangan baru bagi sistem keuangan global yang selama ini sangat bergantung pada mata uang AS.
Selama beberapa dekade, dolar AS telah menjadi standar utama untuk perdagangan internasional dan arus modal. Namun, analisis dari Deutsche Bank mengungkap bahwa sikap proteksionis pemerintahan Trump mulai merubah dinamika hubungan ekonomi global. Para analis menyebut bahwa penggunaan jalur swap dolar secara selektif oleh AS bisa memberikan tekanan besar pada negara-negara lain, mendorong mereka untuk mencari alternatif mata uang dalam transaksi internasional.
Kepala strategi valas Rabobank, Jane Foley, juga menggarisbawahi perubahan signifikan dalam hubungan antara AS dan Eropa. Menurutnya, kebijakan luar negeri Trump telah memaksa blok Eropa untuk mengambil langkah-langkah menuju kemandirian ekonomi, termasuk pengurangan ketergantungan pada dolar. Meskipun pemerintah AS tidak memiliki kontrol langsung atas Fed, pengaruh politik melalui penunjukan pemimpin Fed dapat menciptakan tekanan tersendiri.
Berbagai pihak memperingatkan bahwa tanpa dukungan likuiditas dolar dari Fed, biaya pendanaan dolar akan meningkat tajam, menyebabkan apresiasi mata uang AS. Akan tetapi, dampak tersebut bukan hanya terbatas pada negara-negara non-AS. Sistem keuangan AS sendiri juga dapat menghadapi risiko besar, termasuk penjualan masal aset AS akibat tekanan finansial global.
Pengamat menyatakan bahwa jika AS benar-benar membatasi akses jalur swap kepada sekutunya, dunia mungkin akan lebih cepat beralih ke mata uang alternatif. Hal ini mencerminkan pentingnya stabilitas dan kepercayaan dalam menjaga dominasi suatu mata uang global.
Dengan meningkatnya ketidakpastian terkait posisi dolar AS, negara-negara di seluruh dunia semakin mempertimbangkan strategi dedolarisasi sebagai upaya perlindungan terhadap volatilitas pasar. Keputusan ini tidak hanya mencerminkan pergeseran geopolitik tetapi juga menandakan transformasi struktural dalam sistem moneter global. Langkah-langkah seperti ini menunjukkan bahwa masa depan mata uang dunia mungkin akan lebih pluralistik daripada sebelumnya.