Insiden memalukan terjadi di Riau, ketika dua anggota kepolisian tewas akibat serangan senjata tajam. Peristiwa ini bermula dari sebuah pertengkaran sepele mengenai cara memarkir kendaraan. Selain menyoroti pentingnya menjaga kesabaran dan kontrol emosi, kasus ini juga menjadi perhatian serius bagi penegakan hukum.
Korban yang meninggal dunia adalah Bripka Lestari Candra Dedi dan rekannya bernama Rinto. Penyebab utama konflik tersebut adalah adanya permintaan dari pelaku agar para korban memarkirkan kendaraan dengan lebih hati-hati. Situasi ini kemudian memanas hingga berujung pada kekerasan yang fatal.
Situasi mulai memanas saat salah satu pihak merasa dipermalukan karena diminta untuk memarkir kendaraannya dengan cara tertentu. Permintaan ini disampaikan oleh Marselinus Kuku, seorang penjaga kompleks perumahan, kepada korban yang menggunakan knalpot brong. Hal ini dianggap sembarangan oleh pelaku, sehingga menimbulkan reaksi keras dari kedua belah pihak.
Pada malam Sabtu (29/3/2025), insiden ini terjadi di area parkir dekat rumah warga di Kelurahan Bagan Barat, Kecamatan Bangko. Awalnya, hanya terdengar suara keras dari knalpot kendaraan yang diparkir. Namun, permintaan sederhana itu berubah menjadi pertengkaran panjang yang melibatkan emosi tinggi. Akhirnya, perkelahian fisik pun tak terhindarkan. Pelaku, Marselinus Kuku, tidak segan menggunakan alat tajam sebagai senjata dalam konfrontasi tersebut. Hasilnya, dua korban jatuh dalam kondisi kritis dan dinyatakan meninggal dunia tak lama setelah kejadian.
Marselinus Kuku, pelaku penikaman, berhasil diamankan oleh aparat kepolisian beberapa jam setelah kejadian. Saat ini, penyidik tengah mendalami motif di balik tindakan nekat yang dilakukan. Meskipun awalnya terlihat sebagai konflik sederhana, kasus ini memiliki latar belakang yang lebih kompleks yang perlu dikaji lebih lanjut.
Menurut AKP I Putu Adi Juniwinata, Kasat Reskrim Polres Rohil, lokasi insiden bukanlah tempat hiburan seperti yang banyak diduga, tetapi di dekat pemukiman warga. Faktor lain yang mungkin memperburuk situasi adalah penggunaan knalpot brong yang sering dianggap sebagai simbol provokasi. Pelaku menganggap bahwa cara memarkir kendaraan korban terlalu acuh tak acuh dan mengganggu ketertiban umum. Investigasi lebih lanjut akan mencari tahu apakah ada riwayat perseteruan sebelumnya antara pelaku dan korban atau apakah insiden ini benar-benar spontan. Pihak kepolisian juga mengimbau masyarakat untuk selalu menjaga sikap toleransi dan saling hormat demi menghindari konflik serupa di masa depan.