Gaya Hidup
Kota-Kota Asia Mendominasi Daftar 20 Kota Paling Berpolusi di Dunia
2025-03-11

Dalam laporan terbaru dari IQAir, hampir seluruh kota yang masuk dalam daftar 20 kota paling berpolusi di dunia pada tahun 2024 berasal dari benua Asia. Sebanyak 13 kota tersebut berlokasi di India, empat kota di Pakistan, satu kota di China, dan satu kota di Kazakhstan. Satu-satunya kota di luar Asia yang mencatatkan namanya adalah N’Djamena, ibu kota Chad. Polusi udara diukur berdasarkan konsentrasi PM2.5, partikel halus yang dapat membahayakan sistem pernapasan dan aliran darah. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan ambang batas tahunan PM2.5 sebesar 5 mikrogram per meter kubik. Namun, beberapa kota di Asia jauh melampaui standar ini.

Polusi Udara Menjadi Ancaman Serius di Beberapa Kota Asia

Pada musim gugur yang dipenuhi warna-warna keemasan, sebuah laporan baru-baru ini mengungkap bahwa polusi udara masih menjadi ancaman serius bagi banyak kota di Asia. Di India, Byrnihat mencatat angka PM2.5 sebesar 128,2 mikrogram per meter kubik, lebih dari 25 kali lipat dari standar WHO. Suman Momin, seorang warga muda di Byrnihat, menggambarkan situasi yang memprihatinkan dengan debu yang merata di mana-mana dan mata yang terasa pedih. Dia menyalahkan pabrik-pabrik dan industri konstruksi sebagai penyebab utama polusi tersebut. Selain itu, New Delhi tetap menjadi ibu kota paling berpolusi di dunia selama enam tahun berturut-turut, dengan tingkat PM2.5 mencapai 91,8 mikrogram per meter kubik.

Di China, meskipun penurunan rata-rata nasional PM2.5 dari 32,5 menjadi 31 mikrogram per meter kubik telah dicatat, upaya besar pemerintah untuk mengurangi polusi udara dan meningkatkan energi terbarukan tampaknya mulai membuahkan hasil. Laporan juga menyoroti kesenjangan data pemantauan kualitas udara di beberapa wilayah, terutama di Asia Tenggara, di mana banyak negara masih kekurangan stasiun pemantauan resmi. CEO Global IQAir, Frank Hammes, menekankan pentingnya investasi dalam energi terbarukan dan regulasi emisi kendaraan serta industri untuk mengurangi polusi udara.

Iran dan Afghanistan tidak termasuk dalam laporan ini karena kurangnya data. Di samping itu, hampir semua negara di Asia Tenggara menghadapi tantangan signifikan dalam inisiatif pengendalian polusi yang dipimpin pemerintah.

Berdasarkan laporan ini, polusi udara tetap menjadi ancaman kritis bagi kesehatan manusia dan stabilitas lingkungan. Namun, sebagian besar masyarakat masih kurang menyadari tingkat paparan mereka terhadap polusi udara.

IQAir merekomendasikan agar pemerintah meningkatkan investasi pada energi terbarukan, memperketat regulasi emisi kendaraan dan industri, serta memperluas akses terhadap data kualitas udara. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan mendukung kebijakan kesehatan publik yang lebih baik.

Sebagai seorang jurnalis, saya merasa laporan ini memberikan gambaran yang sangat mendalam tentang dampak polusi udara terhadap kesehatan dan lingkungan. Ini mengingatkan kita akan pentingnya tindakan nyata dan kolaboratif antara pemerintah, industri, dan masyarakat untuk mengurangi polusi udara. Setiap individu memiliki peran dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat, mulai dari penggunaan masker saat keluar rumah hingga mendukung kebijakan ramah lingkungan. Dengan demikian, kita dapat berkontribusi pada masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

More Stories
see more