Penggunaan kurma sebagai makanan favorit saat bulan Ramadan telah berlangsung sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Selain kandungan gula alami yang membantu memulihkan energi setelah berpuasa, buah ini juga menjadi lambang keistimewaan dalam tradisi budaya Timur Tengah. Saat ini, permintaan pasar global terhadap jenis-jenis kurma premium semakin meningkat. Berbagai faktor seperti metode penanaman, kelangkaan, serta presentasi kemasan turut menentukan harga jualnya.
Salah satu aspek utama yang membuat kurma menjadi mahal adalah teknik pertanian modern yang digunakan dalam proses penanamannya. Pohon-pohon kurma mewah sering ditanam di lokasi-lokasi strategis dengan kondisi iklim ideal seperti wilayah Teluk Arab atau oasis di Madinah. Di sana, tanaman dipelihara dengan perhatian khusus menggunakan air murni dan pemantauan ketat pada tahap-tahap pertumbuhan. Selain itu, kelangkaan varietas tertentu, seperti Sukkari yang hanya diproduksi dalam jumlah terbatas, juga memperkuat daya tariknya di pasar internasional. Bahkan, kemasan elegan yang melengkapi produk ini menambah nilai estetika dan menjadikannya hadiah istimewa bagi konsumen.
Berbagai jenis kurma mewah dari seluruh dunia memiliki karakteristik unik yang membedakannya. Salah satu contohnya adalah Kurma Amber, yang dijuluki "Kurma Raja" karena ukurannya yang besar dan warna cokelat kemerahan. Varian ini, yang berasal dari Madinah, dikenal dengan kandungan nutrisi tinggi seperti serat dan vitamin. Harganya bisa mencapai 100 Riyal per kilogram. Lalu ada Medjool, yang dikenal dengan tekstur lembut dan rasa manis, serta Sukkari Premium, yang memadukan manis dan renyah dalam setiap gigitan. Selain itu, Khalas dan Barhi juga menjadi pilihan populer dengan rasa manis seimbang dan versatilitas dalam penyajian.
Bulan Ramadan tidak hanya menjadi waktu untuk beribadah, tetapi juga momen untuk merayakan kekayaan kuliner. Dengan adanya kurma mewah ini, kita diajak untuk menghargai seni pertanian dan kearifan lokal yang telah berkembang sejak berabad-abad lalu. Hal ini menginspirasi kita untuk lebih menyadari pentingnya keseimbangan antara tradisi, inovasi, dan keberlanjutan dalam pengelolaan sumber daya alam.