Pada perdagangan Rabu (7/5/2025), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta melanjutkan reli yang signifikan dengan bergerak mendekati level 7.000. Pukul 10.34 WIB, indeks ini naik sebesar 0,67%, mencapai posisi 6.944,61. Aktivitas perdagangan cukup ramai dengan nilai transaksi hampir Rp 5,7 triliun, melibatkan lebih dari 9,7 miliar saham dalam ratusan ribu transaksi. Ini merupakan puncak dari tren positif IHSG selama delapan hari berturut-turut, di mana hanya dua kali terjadi penurunan dalam 18 hari perdagangan terakhir. Sejak akhir April, IHSG telah meloncat sekitar 16%. Beberapa saham seperti ANTM, PTRO, dan BMRI menjadi sorotan investor karena kenaikan harga dan volume transaksi tinggi.
Dalam periode pagi hari tersebut, pasar modal Indonesia mengalami lonjakan besar pada aktivitas perdagangannya. Dengan momentum yang kuat, IHSG semakin dekat dengan angka psikologis 7.000, setelah mencatatkan kenaikan 0,67% pada pukul 10.34 WIB. Ribuan transaksi dilakukan, melibatkan puluhan juta saham yang diperdagangkan di bursa lokal. Kinerja positif ini memperpanjang tren bullish yang telah berlangsung selama hampir tiga minggu, dengan total kenaikan hingga 16% sejak pertengahan bulan lalu.
Khususnya, perusahaan tambang dan keuangan menjadi magnet bagi para pelaku pasar. ANTAM (ANTM), salah satu emiten mineral ternama, mencatatkan transaksi tertinggi sebesar Rp 839,2 miliar, disusul oleh PTRO dan BMRI yang masing-masing mencapai Rp 223,67 miliar dan Rp 221,4 miliar. Harga saham ketiganya juga menunjukkan performa positif, meskipun ada koreksi kecil pada beberapa saham.
Sentimen global, termasuk rapat Federal Open Market Committee (FOMC) di Amerika Serikat, serta fluktuasi harga komoditas seperti emas, turut memengaruhi dinamika pasar domestik. Emas sempat melonjak hingga US$ 3.430,83 per troy ons kemarin namun turun tipis pada pagi hari ini.
Sebagai saksi mata dari perkembangan ini, kita bisa belajar bahwa pasar saham tidak hanya dipengaruhi oleh faktor domestik tetapi juga oleh sentimen internasional. Investor harus cermat dalam membaca situasi global, seperti kebijakan bank sentral atau pergerakan harga komoditas, untuk membuat keputusan investasi yang bijaksana. Lonjakan IHSG ini menunjukkan betapa pentingnya kerangka analisis yang holistik dalam dunia finansial modern.