Gaya Hidup
Memahami Perbedaan Antara Maag dan Asam Lambung: Penanganan yang Tepat untuk Kesehatan Pencernaan
2025-03-01

Pada artikel ini, kita akan membahas dua kondisi pencernaan yang sering disalahartikan: maag dan asam lambung. Meskipun keduanya menimbulkan ketidaknyamanan di perut, penyebab dan gejalanya berbeda. Memahami perbedaan ini penting untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan efektif.

Ketika Maag dan Asam Lambung Menyerang: Ini yang Perlu Anda Ketahui

Di ibukota negara Indonesia, Jakarta, banyak orang mengalami masalah pencernaan seperti maag dan asam lambung. Dr. Amy Foxx-Orenstein dari Mayo Clinic menjelaskan bahwa maag adalah kondisi peradangan pada dinding lambung yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi bakteri Helicobacter pylori atau konsumsi makanan pedas secara berlebihan. Gejala umum meliputi rasa perih, kembung, dan mual. Jika tidak ditangani dengan baik, maag bisa menjadi kronis dan menyebabkan luka terbuka pada lambung.

Sementara itu, Dr. Michael F. Vaezi dari Vanderbilt University Medical Center menggambarkan asam lambung sebagai kondisi di mana cairan asam naik ke kerongkongan, sering disebut gastroesophageal reflux disease (GERD). Hal ini biasanya disebabkan oleh melemahnya katup antara lambung dan kerongkongan. Sensasi terbakar di dada atau heartburn adalah gejala umumnya. Gaya hidup tidak sehat seperti merokok atau makan berlebihan dapat memicu kondisi ini, yang jika dibiarkan dapat merusak esofagus dan meningkatkan risiko kanker.

Ahli gastroenterologi Dr. Will Bulsiewicz menyoroti bahwa meskipun gejala kedua kondisi ini mirip, ada perbedaan signifikan. Maag lebih fokus pada rasa nyeri di perut setelah makan, sementara asam lambung menimbulkan sensasi terbakar di dada atau tenggorokan, terutama saat berbaring setelah makan. Mengidentifikasi pemicu gejala sangat penting untuk penanganan yang tepat.

Panduan Penanganan Maag dan Asam Lambung

Berdasarkan informasi dari para ahli, penanganan kedua kondisi ini berbeda. Untuk maag, Dr. Erika Schwartz dari NYU Langone Health merekomendasikan pengurangan konsumsi makanan pemicu dan penggunaan obat antasida atau penghambat asam. Infeksi H. pylori memerlukan antibiotik setelah berkonsultasi dengan dokter. Sementara itu, Dr. Brian Lacy dari Mayo Clinic menyarankan perubahan gaya hidup untuk mengatasi asam lambung, termasuk menghindari makanan pemicu refluks dan menjaga berat badan ideal. Obat-obatan seperti proton pump inhibitors (PPI) juga dapat digunakan untuk mencegah kerusakan esofagus akibat refluks.

Dengan pemahaman yang lebih baik tentang perbedaan antara maag dan asam lambung, serta penanganannya, kita dapat mengambil langkah-langkah proaktif untuk menjaga kesehatan pencernaan kita. Penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala persisten agar mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.

More Stories
see more