Situasi ekonomi global terus mempengaruhi nilai tukar mata uang di berbagai negara. Pada hari Rabu (12/3/2025), rupiah mengalami penurunan yang cukup signifikan terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Menurut data dari Refinitiv, rupiah dibuka dengan melemah sebesar 0,12% di angka Rp16.420 per dolar AS. Ini merupakan lanjutan dari tren pelemahan yang juga terjadi pada hari sebelumnya, di mana rupiah turun sebesar 0,4%. Pergerakan ini sejalan dengan kenaikan indeks dolar AS (DXY) yang mencapai 0,19%, mencapai posisi 103,49 pada pukul 08:56 WIB.
Pasar keuangan dunia tampaknya masih sangat sensitif terhadap kebijakan ekonomi AS. Presiden AS Donald Trump baru-baru ini menaikkan tarif impor baja dan aluminium dari Kanada hingga 50%, meskipun kemudian ia menyatakan kemungkinan akan menurunkannya setelah adanya kesepakatan untuk berunding. Langkah ini telah mengguncang pasar keuangan dan memicu kekhawatiran tentang inflasi. Selain itu, para pelaku pasar juga tengah menantikan data Indeks Harga Konsumen (IHK) AS yang dirilis malam ini, dengan perkiraan penurunan dari 3% menjadi 2,9% secara tahunan untuk periode Februari 2025.
Ketidakpastian ekonomi global memang membawa tantangan, namun juga menjadi pengingat penting bagi kita semua untuk tetap fokus pada stabilitas dan pertumbuhan jangka panjang. Dalam situasi yang dinamis ini, penting bagi pemangku kepentingan untuk bekerja sama dalam menciptakan lingkungan ekonomi yang stabil dan mendukung. Dengan demikian, kita dapat bersama-sama mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan memperkuat daya saing negara kita di panggung internasional.