Pasar
Peluncuran Layanan Bank Emas: Membuka Bab Baru Ekosistem Industri Logam Mulia di Indonesia
2025-03-31

Pada awal bulan Maret 2025, Presiden Prabowo Subianto secara resmi membuka layanan bank emas atau bullion bank di Indonesia. Inisiatif ini dilakukan setelah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan izin kepada PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) dan Pegadaian untuk mengoperasikan bisnis bullion. Dengan dukungan dari pemain sektor midstream seperti PT Hartadinata Abadi (HRTA), yang mampu memproduksi hingga 48 ton emas per tahun, kehadiran bank emas diharapkan dapat meningkatkan stabilitas ekonomi nasional melalui pengelolaan logam mulia secara efektif. Meskipun potensi besar terlihat jelas, tantangan masih ada, terutama dalam hal menyeimbangkan ekspor emas mentah dengan impor emas batangan.

Inisiasi Bank Emas: Langkah Strategis untuk Meningkatkan Perekonomian Nasional

Di tengah suasana penuh harapan pada hari Rabu, 26 Februari 2025, Jakarta menyaksikan momen bersejarah dengan peluncuran layanan bank emas oleh Presiden Prabowo Subianto. Kehadiran bank emas ini merupakan bagian dari upaya strategis untuk mengoptimalkan produksi emas nasional yang mencapai 130 ton per tahun, menjadikan Indonesia sebagai produsen emas terbesar ke-7 di dunia. Namun, fakta bahwa negara masih mengekspor emas mentah senilai USD 5 miliar sambil tetap mengimpor emas batangan seharga USD 2 miliar menjadi sorotan penting.

Thendra Chrisnanda, Direktur Hubungan Investor PT Hartadinata Abadi, menyambut baik langkah ini. Menurutnya, HRTA dapat memberikan kontribusi signifikan melalui kapasitas produksinya yang tinggi. Ia juga menekankan perlunya peningkatan koordinasi antara pelaku industri untuk memastikan target pengembangan bisnis bullion dapat dicapai sesuai rencana.

Dalam diskusi terbaru di program Squawk Box CNBC Indonesia, Bramudya Prabowo bersama Thendra Chrisnanda mengulas prospek serta tantangan yang dihadapi oleh sistem bank emas Indonesia. Dialog tersebut mengungkapkan bahwa kesuksesan layanan ini tidak hanya bergantung pada infrastruktur, tetapi juga pada kolaborasi lintas sektor.

Untuk masa depan, pengembangan bank emas diharapkan dapat mengubah arah aliran ekonomi logam mulia di Indonesia. Dengan mengurangi ketergantungan pada pasar internasional, bank emas memiliki potensi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi domestik secara lebih inklusif.

Dari perspektif jurnalis maupun pembaca, peluncuran bank emas ini adalah tonggak penting dalam sejarah ekonomi Indonesia. Selain memberikan solusi konkret atas ketidakseimbangan perdagangan emas, inisiatif ini juga menunjukkan komitmen kuat pemerintah untuk membangun fondasi ekonomi yang lebih tangguh. Melalui sinergi antara pelaku usaha, regulator, dan institusi keuangan, mimpi untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat perdagangan emas global bukan lagi sekadar khayalan, melainkan realitas yang semakin mendekat.

More Stories
see more