Pasar
Raja Ritel Indonesia: Perjalanan Matahari dari Kecil hingga Jatuh ke Tangan Lippo
2025-03-31

Perjalanan panjang jaringan ritel besar di Indonesia, Matahari, menarik untuk diperhatikan. Bermula dari sebuah toko pakaian bernama Micky Mouse yang didirikan oleh Hari Darmawan pada tahun 1960, bisnis ini berkembang pesat seiring waktu. Awalnya hanya menjual produk impor dan merek buatan sendiri, Matahari akhirnya berevolusi menjadi pusat perbelanjaan komprehensif yang menjual berbagai barang. Namun, di puncak kesuksesannya, Matahari dijual kepada Lippo Group pada tahun 1996. Kisah ini mencerminkan bagaimana strategi bisnis, persaingan sengit, dan langkah-langkah penting mempengaruhi nasib sebuah perusahaan.

Pada awalnya, Hari Darmawan memulai usahanya dengan membuka toko baju kecil bernama Micky Mouse di Pasar Baru Jakarta. Toko ini sukses dalam lima tahun pertamanya, tetapi ambisi Hari tidak terbatas pada keberhasilan itu. Ia merasa iri dengan kesuksesan toko tetangganya, De Zion, yang selalu ramai dikunjungi orang kaya. Setelah mendengar kabar bahwa De Zion dijual pada tahun 1968, Hari segera mengambil tindakan. Dengan pinjaman besar dari Citibank, ia berhasil mengakuisisi dua cabang De Zion di Jakarta dan Bogor, kemudian mengubah nama toko tersebut menjadi Matahari.

Inspirasi dari toko ritel Jepang, Sogo Department Store, mendorong Hari untuk memperluas penawaran produk di Matahari. Model bisnis ini berhasil menarik lebih banyak pelanggan karena mereka dapat menemukan berbagai macam barang dengan harga terjangkau. Selama dekade 1970-an hingga 1980-an, Matahari berkembang pesat, melebarkan sayapnya ke luar kota-kota besar di Indonesia. Pada tahun 1989, PT Matahari Department Store Tbk melantai di bursa saham dengan kode emiten LPPF, menandakan pencapaian baru bagi perusahaan.

Ambisi Hari tidak berhenti di situ. Ia memiliki visi besar untuk membuka seribu gerai Matahari di seluruh Indonesia. Namun, rencana ini menarik perhatian James Riady dari Lippo Group, yang memberikan pinjaman Rp 1,6 triliun kepada Hari. Ironisnya, James juga tertarik untuk masuk ke bisnis ritel dengan membawa WalMart ke Indonesia. Meskipun WalMart akhirnya gagal bersaing dengan Matahari, hubungan antara Hari dan Lippo semakin rumit. Pada tahun 1996, Matahari resmi diakuisisi oleh Lippo Group, menandai akhir era kepemimpinan Hari Darmawan.

Perubahan kepemilikan ini menyebabkan nama Hari Darmawan mulai meredup di dunia bisnis. Walaupun spekulasi mengenai alasan penjualan Matahari beredar luas, fakta tetap bahwa Lippo Group telah mengambil alih kendali perusahaan. Kisah ini menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya strategi bisnis yang matang serta dampak dari persaingan sengit di industri ritel.

Dari sebuah toko kecil bernama Micky Mouse, Matahari berkembang menjadi salah satu jaringan ritel terbesar di Indonesia. Namun, keputusan strategis dan dinamika pasar akhirnya membawa perusahaan ke tangan Lippo Group. Sejarah ini mengingatkan kita bahwa bahkan raksasa bisnis pun bisa jatuh jika tidak mampu beradaptasi dengan perubahan zaman dan tantangan baru.

More Stories
see more