Gaya Hidup
Pemilihan Berobat ke Luar Negeri Membuat Indonesia Kehilangan Devisa Besar
2025-02-16

Warga Indonesia kelas menengah ke atas lebih memilih untuk berobat di negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura, daripada menggunakan fasilitas kesehatan di dalam negeri. Hal ini mengakibatkan kerugian signifikan bagi ekonomi domestik, dengan dana sekitar Rp180 triliun per tahun yang dialihkan ke luar negeri. Alasan utama pilihan ini termasuk biaya yang lebih rendah dan kenyamanan komunikasi dengan dokter. Situasi ini mencerminkan tantangan yang dihadapi industri kesehatan Indonesia dalam bersaing dengan negara-negara tetangga.

Kebiasaan warga Indonesia untuk mencari perawatan medis di luar negeri telah menjadi isu penting. Negara seperti Malaysia, Singapura, Jepang, dan Amerika Serikat menjadi destinasi populer bagi mereka yang membutuhkan layanan kesehatan. Menurut Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, dr. Adib Khumaidi, faktor utama yang mendorong keputusan ini adalah adanya kebijakan fiskal yang membuat biaya obat dan transportasi lebih murah di negara tujuan tersebut. Selain itu, tingkat kenyamanan pasien dalam berkomunikasi dengan dokter juga menjadi pertimbangan penting.

Situasi ini menunjukkan bahwa ada ruang yang perlu ditingkatkan dalam sistem kesehatan Indonesia. Misalnya, kemampuan komunikasi dokter dengan pasien harus diperbaiki agar dapat memberikan pengalaman yang lebih baik. Adib menjelaskan bahwa banyak pasien merasa lebih nyaman berbicara dengan dokter di luar negeri karena proses komunikasi yang dinilai lebih efektif dan ramah. Dengan demikian, peningkatan kualitas layanan kesehatan di dalam negeri dapat membantu mengurangi aliran pasien ke luar negeri.

Jumlah orang Indonesia yang memilih berobat di luar negeri mencapai lebih dari satu juta setiap tahun. Ini bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga memiliki dampak ekonomi yang signifikan. Indonesia kehilangan potensi nilai ekonomi yang besar akibat fenomena ini. Di sisi lain, rasio dokter terhadap penduduk di Indonesia masih rendah, yaitu 0,47 per 1.000 penduduk, jauh di bawah standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang idealnya 1 dokter per 1.000 penduduk. Angka ini menempatkan Indonesia pada posisi ketiga terendah di ASEAN, setelah Laos dan Kamboja.

Meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Indonesia tidak hanya akan membantu mempertahankan devisa, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Upaya ini mencakup peningkatan jumlah tenaga medis, peningkatan kualitas komunikasi antara dokter dan pasien, serta pembentukan kebijakan yang mendukung akses yang lebih mudah dan terjangkau ke layanan kesehatan lokal.

More Stories
see more