Dalam perkembangan baru, Rayen Pono berencana melanjutkan langkah hukum terhadap Ahmad Dhani dengan membawa kasus ini ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI. Langkah ini diambil setelah sebelumnya ia melaporkan musisi tersebut ke Bareskrim Polri karena pernyataan yang dianggap mencemarkan nama baik dan nilai-nilai budaya marga di ruang publik. Menurut Rayen, tindakan Ahmad Dhani tidak hanya melukai harga dirinya secara pribadi tetapi juga mengabaikan norma sosial yang dijunjung tinggi oleh komunitas di Indonesia Timur. Dengan dukungan tim kuasa hukum, Rayen bertekad untuk memperjuangkan martabat lembaga legislatif melalui jalur etik.
Di tengah suasana politik dan sosial yang semakin dinamis, sebuah langkah signifikan dilakukan oleh Rayen Pono pada Kamis, 24 April 2025. Ia bersama tim hukumnya akan menghadiri kantor MKD di kompleks parlemen Senayan, Jakarta, untuk menuntut tindak lanjut atas pernyataan Ahmad Dhani yang dianggap melecehkan nama keluarganya. Insiden ini bermula ketika Ahmad Dhani menyebut nama Rayen secara tidak pantas dalam forum publik, yakni "Rayen Porno." Ucapan itu tidak hanya mempengaruhi citra pribadi Rayen tetapi juga menyinggung nilai budaya yang erat kaitannya dengan identitas marga di wilayah Indonesia Timur.
Menyadari pentingnya penghargaan terhadap nama keluarga, Rayen menghubungkan isu ini dengan latar belakang Presiden Prabowo Subianto, yang memiliki garis keturunan dari Manado, Sulawesi Utara. Dalam konteks ini, ia menyoroti pentingnya menjunjung tinggi tradisi dan budaya yang berkaitan dengan nama keluarga atau marga. Perkembangan ini menunjukkan bagaimana isu personal dapat menjadi simbol lebih luas tentang penghormatan terhadap identitas budaya.
Dengan sikap tegas, Rayen menegaskan bahwa posisi Ahmad Dhani sebagai anggota dewan bukan alasan untuk mendapatkan perlakuan istimewa di luar hukum. “Kami ingin membuktikan bahwa tidak ada imunitas dalam soal kehormatan dan nilai budaya,” ujarnya saat konferensi pers di Bareskrim Mabes Polri, Rabu, 23 April 2025.
Dukungan terhadap langkah ini datang dari berbagai kalangan yang peduli terhadap pelestarian nilai-nilai budaya di era modern. Kasus ini diharapkan dapat menjadi preseden bagi masyarakat untuk lebih menghargai identitas marga sebagai bagian integral dari warisan budaya bangsa.
Berdiri di persimpangan antara hukum, etika, dan budaya, kasus ini mencerminkan tantangan besar dalam menjaga harmoni sosial di tengah kemajuan zaman. Melalui upaya Rayen Pono, masyarakat diingatkan akan pentingnya penghormatan terhadap nama baik dan nilai-nilai budaya yang telah lama dianut. Kasus ini juga menjadi pelajaran tentang pentingnya kesadaran terhadap dampak kata-kata dalam ruang publik, terutama bagi figur publik yang memiliki pengaruh luas.