Ajil Ditto membagikan pengalaman mendalamnya saat berperan dalam film "Anak Medan". Baginya, ini bukan sekadar proyek akting tetapi juga perjalanan pribadi yang membawanya kembali ke tanah kelahirannya. Dalam konferensi pers di Epicentrum XXI pada Kamis (17/4/2025), ia mengungkapkan bagaimana atmosfer Medan memberi kesan seperti pulang kampung dan memperkuat hubungan emosionalnya dengan karakter Rafly yang diperankannya.
Dalam suasana yang dipenuhi rasa nostalgia, Ajil Ditto menceritakan momen istimewa saat syuting film "Anak Medan". Di lokasi yang akrab, yakni kota Medan, ia merasakan semangat pulang kampung. Sebagai seorang putra daerah, Medan memiliki tempat spesial dalam hatinya. Pada acara pers yang digelar di Epicentrum XXI, Ajil menyampaikan bahwa setiap sudut kota tersebut membawa kenangan manis bagi dirinya.
Karakter Rafly menjadi medium bagi Ajil untuk menjalin ulang koneksi batin dengan budaya lokal. Nuansa bahasa, adat, serta sentuhan kehidupan sehari-hari di Medan menciptakan latar cerita yang autentik. Hal ini membuat Ajil tidak hanya tampil sebagai aktor profesional namun juga sebagai seseorang yang hidup dalam dunia yang diceritakan.
Sinergi antara pengalaman pribadi Ajil dan elemen-elemen lokal dalam film berhasil menghasilkan narasi yang kuat dan sarat makna. Penonton dapat merasakan kehangatan yang disampaikan melalui setiap adegan, terutama ketika Ajil berinteraksi dengan lingkungan yang sangat dekat dengan jiwanya.
Dengan pendekatan ini, film "Anak Medan" bukan hanya hiburan visual, tetapi juga refleksi tentang pentingnya akar budaya dan identitas diri.
Berpartisipasi dalam film ini telah memberikan perspektif baru bagi Ajil. Ia menyadari bahwa seni akting bukan hanya soal memainkan karakter, tetapi juga tentang menemukan keterhubungan personal dengan cerita yang dipersembahkan. Bagi para penonton, film ini bisa menjadi pengingat akan pentingnya menghargai asal-usul dan melestarikan nilai-nilai budaya yang ada di sekitar kita.